Drona menuntut balas budi

Lakon ini sebagai kelanjutkan dari Debat Dua Pangeran.

Semua mata mengarah ke pintu masuk balairung. Dengan langkah-langkah kaki yang sangat mantap, Resi Drona memasuki arena debat. Suasana demikian hening, bahkan ketika seekor lalat terbang kepakan sayapnya terdengar oleh sebagian orang.

“Wahai guru Drona, kenapa engkau menghentikan acara ini dan engkau malah menyebutnya acara yang tidak bermutu?” Resi Bhisma membuka percakapan.

“Apakah kalian semua sudah lupa, bukankah Negeri Hastinapura ini telah mempunyai GBHN yang disusun oleh para pendiri negeri ini?” kata Drona beretorika.

“Maaf guru Drona, apa itu GBHN?” tanya Patih Sengkuni lugu.

“Garis-garis Besar Haluan Negara, Patih Sengkuni!” jawab Drona dengan muka masam.

“Ampun guru Drona, maklum saja kalau saya ndak paham dengan semua singkatan,” kata Sengkuni sambil menangkupkan kedua telapak tangan di dadanya. read more

Debat Dua Pangeran

Sikap gamang Destarasta agak terobati setelah ia menghadap Resi Bhisma, sesepuh Hastinapura. Ia menyampaikan kegalauan hatinya, siapa di antara Yudhistira dan Duryodana yang akan dipilihnya menjadi penggantinya kelak. Menurut pendapat hati nuraninya, Yudhistira yang paling berhak atas tahta Hastinapura setelah kematian Pandu, ayahnya. Sementara, permaisuri Gandari yang disokong oleh Sengkuni sangat berniat mendudukkan Duryodana menjadi raja.

Resi Bhisma memberikan nasihat singkat, “Adakan acara Debat Dua Pangeran, engkau akan mengetahui kedalaman visi dan misi mereka jika kelak mereka menjadi raja Hastinapura. Kalau masalah adu kekuatan ilmu kanuragan biar nanti diurus oleh Mahaguru Drona.”

Terjadi kebocoran informasi kebijakan kerajaan. Dalam tempo yang singkat rencana acara Debat Dua Pangeran dengan cepat menyebar ke seluruh antero negeri. Dan dengan cepat pula terbentuk kelompok-kelompok relawan pendukung Yudhistira atau Duryodana atas inisiatif rakyat Hastinapura. Posko-posko didirikan di mana-mana. Tak jarang terjadi bentrok dua pendukung yang berseberangan. Kampanye hitam yang disertai dengan penyebaran teluh oleh dukun-dukun mulai menyerang satu ke yang lainnya.

Situasi Hastinapura seperti bara dalam sekam. read more

Arjuna triwikrama

Sebelum membaca kisah di bawah ini, mau tidak mau, Anda harus membaca artikel yang ini dulu: Arjuna bisa cemburu juga.

Setelah menasihati Arjuna, Sang Hyang Kamajaya ilang dari hadapan Arjuna. Ia merasa telah cukup memberikan petuah dan Arjuna pasti tahu apa yang ia maksudkan. Intinya, jangan ganggu rumah tangga Duryodana. Maka, di hadapan Bathara Narada Adipati Karna melaporkan tugas yang diembannya.

Sesungguhnya, Adipati Karna salah duga.

Beberapa hari kemudian, sikap Arjuna semakin aneh saja. Ia tak sempurna mencerna nasihat dan petuah Adipati Karna yang memba-memba menjadi Sang Hyang Kamajaya, sang malaikat cinta. Kali ini kemarahan Arjuna hanya dipendam di dalam dada, tak ia ungkapkan dengan cara mengamuk seperti tingkah sebelumnya.

Cemburu telah membutakan mata hatinya dan menaikkan temperatur tubuhnya. Ia menjadi begitu membenci Dewi Banowati sekaligus merinduinya. Benci tapi rindu. read more