Sakuntala nyaris putus asa

Lima tahun terakhir, padepokan yang diasuh oleh Mpu Kanwa itu diisi oleh celoteh lelaki kecil, yang tak lain adalah cucu Mpu Kanwa sendiri. Sebagai seorang yang waskita, ia dapat melihat masa depan cucunya kelak yang akan menjadi raja besar. Waktu lahir, Sarwadamana – nama anak lelaki usia lima tahun itu, pada telapak tangannya ada tanda cakra, sebuah tanda bahwa siapapun yang memilikinya bakal menjadi penguasa dunia. Mpu Kanwa sangat menyayangi cucu lelakinya itu sehingga sejak usia dini sudah diajarkan berbagai ilmu kebijaksanaan selain ilmu kanuragan. read more

Siapa yang membunuh Sengkuni?

Saya mendalang lagi sebelum liburan tahun baru, melanjutkan kisah Duryodana yang mengabaikan perintah ibunya.

Hari kedelapan belas, sinar matari sedang terik-teriknya di Padang Kurusetra tempat berlangsungnya perang Bharatayuda. Di salah satu sudut lapangan, sedang berlangsung perang tanding antara Sengkuni melawan Bima.

Dengan senjata gada andalannya, Bima menyabetkan senjatanya itu ke arah tubuh Sengkuni. Meskipun mengenainya, tubuh Sengkuni tidak terluka sedikitpun. Hal ini membuat hati Bima sangat mangkel.

“He…he… Bima… Bima… tubuh raksasamu tak sebanding dengan tenagamu. Ayo, lukai tubuhku ini!” ledek Sengkuni.

Bima mengumpat. Apalagi pedang Sengkuni sempat menggores siku tangan kanannya.

“Kamu ndak bakalan melukai tubuhku, sebab tubuhku kebal terhadap senjata apa pun!” tukas Sengkuni.

Bima berpikir keras untuk mengalahkan Sengkuni, lelaki yang sangat dibencinya itu. read more

Bagong membangun istana

sudah kubangunkan untukmu
sebuah istana hujan
yang terbuat dari pilar-pilar pualam putih
dan kristal batu
sehingga seribu cermin
bisa memberi tahuku
betapa makin cantiknya kau
berubah bagiku kini

Bukan Istana Bagong

Limbuk teringat buku hariannya, yang pada lembar pertama tertempel sebuah sajak yang berjudul Istana Hujan karya Yvan Goll (1891–1950). Sajak tersebut hadiah dari Bagong, ketika cinta Limbuk dan Bagong sedang mekar-mekarnya.

Bersama simboknya, Limbuk sedang menikmati pesona Candi Arjuna, dengan maksud melupakan sementara kegalauan hatinya akibat kena sindrom CLBK. Hujan di Dataran Tinggi Dieng justru membuat ia makin merindukan Bagong.  read more