Timun Mas vs Buto Ijo

Alkisah, semenjak ditinggal mati suaminya mBok Srintul semakin kesepian. Ia tinggal sendirian di tepi hutan, tanpa anak tanpa saudara. Selama berumah tangga ia memang tiada beranak pinak, apalagi usianya kini sudah mendekati senja.

Pada suatu hari, ia pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar seperti biasanya. Namun kali ini ia berasa sangat letih, sehingga ia duduk di bawah pohon besar sambil beristirahat. Seandainya aku punya anak, pasti ada yang membantuku. Ia bergumam.

Kemudian ia dikejutkan oleh kedatangan raksasa berkulit hijau penunggu pohon besar. Raksasa itu tertawa menggelegar mendengar gumaman mBok Srintul. read more

Lagi lemu

Timbangan yang terletak di depan kamar akhir-akhir ini mengeluh jika saya berdiri di atasnya. Kok makin berat bos. Bagaimana tidak, setiap menimbang berat badan, makin bertambah saja angka yang muncul. Kalau dhitung dengan metode BMI (Body Mass Index), ketemu hitungan >25, yang berarti kelebihan berat badan. Indikator paling jelas adalah kemeja ukuran L (dan bahkan yang XL) sudah berasa sesak. Jika dipaksakan untuk dikenakan maka 2 kancing di bawah tidak bisa dikaitkan. read more

Tanpa kaca mata

Punya mata normal kembali sangat membahagiakan. Alkisah, karena faktor usia mata yang lebih dari setengah abad, kedua mata saya terkena katarak. Lensa mata keruh – yang pada saat terpejam saya bisa menyaksikan aneka bentuk benda asing ukuran mini melayang-layang di sana.

Karena lensa keruh maka penampakan pandangan mata seperti berkabut dan jika malam hari sedang berkendara, sorotan lampu dari mobil depan yang bersimpangan sangat menyilaukan mata. Dengan alasan itu saya menghindari perjalanan panjang di malam hari, lebih memilih berkendara di siang hari. read more