Sudah sekian lama mas Suryat tidak bertemu dengan sabahat karibnya, mas Kandam. Kemarin mereka bertemu untuk makan siang bersama, di sebuah kedai makan favorit mereka di Rest Area KM 57 Tol Japek. Karena masih terbawa hawa Pilpres, obrolan mereka masih seputaran Pemilu.
Mas Suryat tahu kalau mas Kandam itu anti-PS sejak pemilu 2014. Ia menjadi Jokower sejati. Tetapi di Pilpres 2024 ia termasuk dalam golongan swing voter, tapi cenderung ke arah pilih GP.
“Sekarang saya lega mas, Pilpres kali ini cuma satu putaran.”
“Ntar dulu, kok lega, apa sampeyan kemarin milih PS?”
“Sampeyan kan tahu, kalau dari awal saya jagoin GP. Di awal survei-survei GP selalu tinggi, makanya saya makin mantap milih dia. Eh, ke sini-sini kok malah anjlok dan PS melenting tinggi banget!”
“Kataku juga apa, wong sudah cetha wela-wela ke mana arah dukungan Pakde, kan?”
“Yup, saya nyoblos PS supaya Pilpres kali ini satu putaran saja, nggak peduli visi-misinya apa, dia punya program kerja apa.”
“Lha piye to?“
“Dalam enam bulan ini, capek saya mas. Bayangin, sejauh mata memandang banyak sampah baliho yang mengotori sudut kota bahkan sampai ke gang-gang kecil di kampung saya. Di kanal WA atau sosmed orang saling mengadu kekuatan cocotnya dalam membela dan menyerang paslon yang menjadi jagoannya. Selain itu kasihan juga para petugas yang harus bertaruh nyawa lagi dalam mendistribusikan logistik pemilu ke daerah pedalaman yang aksesnya sulit dilewati.”
“Aku yo cuapek pisan, mas. Alhamdulillah sih Pilpres jadi satu putaran saja.”
“Makanya itu. Coba kalau dua putaran. Kebayang nggak kalau bulan puasa dan lebaran besok suasananya masih diwarnai adu argumen menang-menangan, penyebaran hoax, wis pokoknya suasana syahdu ramadhan bakalan terganggu kan.”
“Apalagi dalam materi kultum disisipin ajakan pilih paslon yang pegang kunci surga ya?”
Mereka tertawa.
“Tapi aku masih suka buka-buka sosmed, ding. Eh, yang kalah masih pada nyinyir. Mbok ya sudah, sekarang kembali kepada kehidupan yang normal.”
Mas Suryat meminta mas Kandam untuk sementara waktu tidak buka sosmed untuk kewarasan filirannya. Dan mas Kandam menurutinya.