Anjeunna jalma bageur

Pesawat MH yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di Bandara Madinah, saya segera menyalakan HP. Dari sekian banyak pesan yang masuk, sebagian besar mengabarkan ke saya kalau ustadz Ama mengalami kecelakaan dan meninggal dunia di tempat.

Saya dhêlêg-dhêlêg di dalam bus yang akan membawa rombongan umroh menuju hotel yang tak jauh dari Masjid Nabawi. Ia yang berusia dua belas tahun lebih muda daripada saya, telah berangkat duluan meninggalkan alam dunia ini.

***

Pada suatu pagi beberapa tahun yang lalu, di sebuah bank saya bertemu dengan ustadz Ama yang sama-sama sedang menunggu antrian di depan teller. Ustadz Ama bercerita kalau sedang merintis pendirian TPA di lingkungan rumahnya. Saat itu ia akan menarik uang dari gaji bulanannya untuk membeli peralatan yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan TPA tersebut. read more

Menghapus kontak

Selama masa Pandemi >2 tahun ini saya sudah banyak menghapus nomer kontak dari henpon saya. Penyebabnya: teman, kerabat atau kolega saya itu meninggal dunia. Entah karena covid atau hal yang lain. Pada bulan di mana kematian akibat covid varian delta sedang tinggi-tingginya, ada kejadian yang menyesakkan dada.

Pernah terjadi, di pagi harinya saya masih WA-an dengan teman tersebut, eh sore harinya ia sudah marhum. Dan tragisnya, baru dua puluh empat jam kemudian ia bisa dikubur karena ketiadaan ambulance dan mesti antri mendapatkan lokasi kuburan. Bahkan kami sebagai teman tidak bisa melayat untuk memberikan penghormatan terakhir baginya. read more

Pawang bau badan

Serial Cerita Pemilik Bulan Juli #31

Barangkali sudah suratan nasib Mas Suryat, ketika ia berkali-kali berurusan dengan orang yang mempunyai bau badan semerbak “mewangi” yang sering mengganggu kenyamanan orang lain di sekitarnya.

Disebut berkali-kali artinya lebih dari sekali. Mas Suryat bukan menghindarinya, tetapi justru memberikan solusi bagaimana mengurangi – dan sokur-sokur bisa menghilangkan. Apa yang menjadi trik dan rahasianya?

[1]

Pada suatu hari, Mas Suryat dipanggil oleh Pak Bos. Ia mengeluhkan BB sopir yang saban hari melayaninya. Pak Bos ini orangnya berperasaan halus hingga sungkan untuk menegur sopirnya sendiri.

Mas Suryat mulai menyelidik. Ternyata, saban pagi setelah sampai di kantor, sopirnya Pak Bos ini rajin berolah raga lari. Tentu saja ia berkeringat. Namun sayangnya, cara hidup sehat semacam itu tak diimbangi dengan hidup bersih. Habis berolah raga, ia langsung mengenakan baju seragam sopirnya tanpa mandi dulu. Ia siap jika sewaktu-waktu ada panggilan untuk mengantar bos-nya. read more