Serial Gadis Kretek dan Tingwe

Ini film yang bagus bangeetttss! Novel Gadis Kretek yang pernah saya baca 11 tahun lalu, akhirnya dibuat versi film dan ditayangkan di Netflix.

***

Saya tak hendak membuat sinopsis film Gadis Kretek, karena sudah banyak orang yang membuatnya, bahkan mereview film tersebut. Saya hanya sedang terkenang dengan mbak Kakung dengan rokok tingwe-nya. Tingwe singkatan dari nglinting dhewe, meracik (rokok) sendiri, seperti yang dilakukan oleh Jeng Yah dalam film tersebut.

mBah Kakung – saya tidak ingat kapan ia mulai pensiun, karena sejak saya usia SD hingga ia meninggal saat saya kuliah, saya tahunya ia seorang pensiunan pulisi – salah satu aktifitasnya duduk di bale-bale bambu di teras rumah, sambil mengisap rokok kretek tingwe. Saya sering melihatnya meracik rokok kreteknya. read more

Berjejer menunggu Presiden lewat

Foto di atas adalah anak-anak SD menunggu di pinggir jalan untuk melihat kedatangan Presiden Jokowi pada peresmian Tol Pekanbaru-Bangkinang di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (4/1/2023). Sumber: Kompas.

Beruntung anak-anak sekarang mempunyai Presiden yang dengan protokoler longgar sehingga bisa bertemu dengan mereka – bahkan tak jarang Presiden mengajak bercengkrama dan memberikan hadiah sepeda. Tak jarang yang kesampaian foto bersama Presiden menggunakan ponsel sendiri.

***

Saya lahir ketika Presiden Soeharto mulai berkuasa. Saya menangi zaman pak Harto di semua level pendidikan: SD, SMP, SMA, PT dan saat pak Harto lengser dari kepresidenan saya sudah mempunyai anak yang berumur 3 tahun. Masa berkuasanya begitu sangat lama, ya?

Saya ingin menceritakan pengalaman saat SD dulu ketika menunggu Presiden lewat. read more

Hikayat Jamban

Serial Cerita Pemilik Bulan Juli #3

Pada tahun 70-an, saya dan kebanyakan tetangga kalau ingin buang hajat akan pergi ke sungai, bisa sungai alam atau saluran irigasi. Masing-masing orang sudah punya teritori yang dianggap pewe untuk kegiatan selama buang hajat.

Pada suatu hari, kampung saya kedatangan keluarga kaya dan modern gaya hidupnya. Mereka mengontrak rumah salah satu nenek saya, yang lokasinya bersebelahan dengan rumah yang kami tinggali (juga rumah nenek). Baru sehari tinggal di sana, ada tukang yang membikin bangunan jamban di atas sungai yang biasa menjadi tempat kami buang hajat. Bangunan jamban tersebut dari kayu tanpa atap tetapi dilengkapi dengan pintu yang bisa digembok. Cara buang hajat di dalam bangunan tersebut sama dengan cara kami membuang hajat di sungai, tanpa resapan tanpa bak penampung, bedanya hanya dilakukan di tempat yang tertutup. read more