Berjejer menunggu Presiden lewat

Foto di atas adalah anak-anak SD menunggu di pinggir jalan untuk melihat kedatangan Presiden Jokowi pada peresmian Tol Pekanbaru-Bangkinang di Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (4/1/2023). Sumber: Kompas.

Beruntung anak-anak sekarang mempunyai Presiden yang dengan protokoler longgar sehingga bisa bertemu dengan mereka – bahkan tak jarang Presiden mengajak bercengkrama dan memberikan hadiah sepeda. Tak jarang yang kesampaian foto bersama Presiden menggunakan ponsel sendiri.

***

Saya lahir ketika Presiden Soeharto mulai berkuasa. Saya menangi zaman pak Harto di semua level pendidikan: SD, SMP, SMA, PT dan saat pak Harto lengser dari kepresidenan saya sudah mempunyai anak yang berumur 3 tahun. Masa berkuasanya begitu sangat lama, ya?

Saya ingin menceritakan pengalaman saat SD dulu ketika menunggu Presiden lewat.

Pada tanggal 23 Juli 1976, sepertinya seluruh SD/SMP di sepanjang Jalan Lawu (ini nama jalan protokol di kota Karanganyar Jawa Tengah) tidak ada pelajaran, karena sejak dari pagi kami sudah berjejer rapi di tepi Jalan Lawu untuk menyambut atau lebih tepatnya menyaksikan Presiden Soeharto lewat. Berdasarkan pengumuman di minggu sebelumnya, pak Harto akan meresmikan Astana Giribangun, sebuah kompleks makam keluarga. Tien Soeharto – Ibu Negara – memang ada hubungan sangat erat dengan Karanganyar. Selain beliau ini kerabat dari Kraton Mangkunegaran, ibu Tien lahir di Jaten Karanganyar.

Pada tahun 1976, Jalan Lawu yang menghubungkan Kota Solo – Tawagmangu itu masih lengang, jarang sekali ada mobil yang lewat. Paling banter angkutan umum, Jurusan Solo – Tawangmangu atau Solo – Matesih. Lagi pula pada tahun tersebut sangat jarang orang Karanganyar yang mempunyai mobil. Bapak/ibu guru saja masih pada bersepeda –  kecuali Kepsek yang sudah bermotor.

Hari itu, jalanan makin lengang karena sudah diisolasi dari lalu lalang kendaraan umum, maklum orang nomor 1 di Republik ini akan lewat dari arah Bandara. Kami dibekali bendera merah putih kecil. Seingat saya tidak hanya anak sekolah, rakyat pun berdiri di sepanjang jalan. Saya kira semua orang yang berdiri di sepanjang Jalan Lawu ingin melihat wajah Presiden Soeharto, yang sosoknya hanya terlihat di TVRI saja.

Akhirnya, motor Patwal yang dikendarai PM meraung-raung, melaju kencang. Demikian juga dengan mobil-mobil di belakangnya. Kami terkesima, mengira-ira mobil mana yang dikendarai Presiden.

Mobil presiden telah lewat, kami menyaksikannya hanya dalam hitungan detik.