Pulang dari Pemakaman Teman

: Wyslawa Szymborska

Yang pakai jas hitam ngoceh tentang proyeknya yang belum jelas berhasil-tidaknya meskipun jagoannya menang dalam adu sms melawan capres saingannya di pemilu sebuah Republik Demokratik Nusantik.

Yang sarungnya palekat tidak mau diajak istrinya mampir ke “Mal Firdaus” khawatir jangan-jangan ular yang suka melet-melet itu masih menjulur-julurkan lidahnya di atas onggokan buah apel impor di sana.

Yang tadi berpidato sambil sesenggukan atas nama keluarga si mati dengan sabar mengelus-elus kepala anak laki-lakinya yang sejak datang tak henti-hentinya bikin ribut minta pulang kebelet main game petak umpet dalam gadget yang kemarin dibelinya.

Yang pakai sepatu kets loncat-loncat kecil sambil nyengir becerita kepada yang pakai celana ketat tentang boss-nya yang ragu-ragu mau memindahkannya dari bagian basah ke bagian kering sebab khawatir kalau nanti kena demo anak buahnya. read more

Lagi, hujan bulan Juni


tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono

Ketika saya tulis artikel ini hujan tengah turun dengan derasnya. Beberapa saat lalu, matari demikian teriknya dan tiba-tiba mak prepet lalu turunlah hujan. Ya, seperti lelaki yang tengah termangu karena menahan gejolak rindu kepada kekasih hatinya. Ia merahasiakan renjana yang telah membuat sesak dadanya, meskipun rahasia itu diketahui dengan pasti oleh kekasihnya yang juga rindu kepadanya. read more