Jaka Umbaran menemukan bapak

Kisah ini dimulai dengan pertemuan dua sahabat, pada saat Kerajaan Pajang memasuki sandyakala. Arkian, Ki Ageng Pemanahan berkunjung ke rumah di Ki Ageng Giring pada suatu siang yang terik. Karena tuan rumah yang dicari tidak ada, Pemanahan langsung menuju dapur untuk mencari air minum. Di sana ia mendapati sebutir kelapa muda yang sudah terkupas namun air kelapanya masih utuh. Saking hausnya, ia tenggak hingga tandas.

Tak lama kemudian, Giring datang dan sangat terkejut melihat sahabatnya itu berada di dapurnya yang masih memegang kelapa muda miliknya.

“Kakang Pemanahan minum air kelapa itu?” suara Giring bergetar menahan geram bercampur sesal.

“Iya, dimas. Segar sekali. Bahkan aku minum sampai habis,” ujar Pemanahan sambil meletakkan kembali kelapa muda itu read more

Hikayat Ratu Balqis #2

Berita lagit yang dahulu dicuri oleh kakeknya, ternyata benar adanya. Kerajaan Sheba setelah diwariskan kepada Ratu Balqis menjadi sebuah negeri yang kaya-raya. Rakyatnya hidup sejahtera. Ratu Balqis memiliki kekuasaan yang sangat luas. Ia juga seorang wanita yang cantik, cerdas dan mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari para punggawa dan rakyatnya.

Kemasyhuran Kerajaan Sheba dengan Ratu Balqis-nya sampai terdengar oleh Raja Salomo, pimpinan sebuah kerajaan yang sangat besar. Raja Solomo penasaran ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Kerajaan Sheba dan ratunya. Apalagi ditambah adanya gosip kalau Ratu Balqis berkaki kuda. read more

Hikayat Ratu Balqis #1

Ada seorang raja yang gemar berburu. Kegiatan berburu menjadi obat penat di sela waktunya mengelola sebuah kerajaan besar yang bernama Sheba.

Pada suatu perburuan, ia merasa sangat letih. Pada gurun pasir yang seakan tiada bertepi itu belum juga nampak hewan buruan, padahal siang itu terik matahari kurang bersabahat apalagi persediaan air minumnya telah habis.

Dari kejauhan ia melihat sebuah tenda dan buru-buru ia menghampiri tenda tersebut. Di depan tenda duduk seseorang yang sudah tua dan raja menyapanya.

“Wahai, kakek yang bijaksana. Bolehkah aku mampir sejenak di tendamu sekaligus meminta air barang seteguk untuk membasahi kerongkonganku yang sudah kering?” read more