Hikayat Ratu Balqis #2

Berita lagit yang dahulu dicuri oleh kakeknya, ternyata benar adanya. Kerajaan Sheba setelah diwariskan kepada Ratu Balqis menjadi sebuah negeri yang kaya-raya. Rakyatnya hidup sejahtera. Ratu Balqis memiliki kekuasaan yang sangat luas. Ia juga seorang wanita yang cantik, cerdas dan mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari para punggawa dan rakyatnya.

Kemasyhuran Kerajaan Sheba dengan Ratu Balqis-nya sampai terdengar oleh Raja Salomo, pimpinan sebuah kerajaan yang sangat besar. Raja Solomo penasaran ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Kerajaan Sheba dan ratunya. Apalagi ditambah adanya gosip kalau Ratu Balqis berkaki kuda.

Maka Raja Salomo pun berkirim surat kepada Ratu Balqis untuk menjalin aliansi. Ratu Balqis yang menerima surat alih-laih segera membalas surat tersebut, ia mengumpulkan para menterinya untuk dimintai pendapat. Sebagian besar menteri yang sudah mengetahui kebesaran kerajaan yang dipimpin oleh Salomo tersebut memberi saran kepada ratunya, agar memilih jalur diplomasi. Secara jumlah pasukan yang dimiliki Kerajaan Sheba hanya sepersepuluh miliknya Raja Salomo.

***

Di balairung istana telah berkumpul Raja Salomo beserta penasihat dan para menterinya. Mereka mengadakan rapat untuk persiapan acara penyambutan kunjungan Ratu Balqis.

Informasi dari telik sandi yang dkirimkan oleh Raja Salomo, kedatangan Ratu Balqis akan mengendarai kereta kuda berlapis emas yang membawa lima peti berisi perhiasan emas dan permata.

Ah, yang dibawa Balqis tak seberapa dibanding kekayaanku. Justru yang membikin aku penasaran, benarkah Balqis itu berkaki kuda?

Raja Salomo memanggil jin Ifrit, jin senior yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam dulu. Selama ini Ifrit melayani Raja Salomo. Kali ini ia ditugaskan Raja Salomo untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis sekaligus membangun kolam indah yang diatasnya ditutup dengan kaca bening berhias berlian.

***

Waktu yang ditunggu pun tiba. Ketika Ratu Balqis turun dari kereta, bunga-bunga di taman istana serentak bermekaran melontarkan aneka mewangian. Hal itu membuat takjub Ratu Balqis. Kekagumannya semakin menjadi-jadi ketika ia menyaksikan istana Raja Salomo. Begitu besar dan megahnya istana itu. Raja Salomo berjalan ke arah Ratu Balqis untuk menyambut tamu agungnya.

Ratu Balqis terpana oleh kewibawaan Raja Salomo. Ia tidak memperhatikan langkah-langkah kakinya. Ia terkejut, tapi terlambat. Ia merasa akan terperosok ke dalam kolam dan secara refleks ia angkat gaun kebesarannya setinggi mata kaki supaya tidak basah. Ah, ternyata kakinya tidak basah, bahkan tidak terperosok ke kolam. Menyaksikan kejadian itu, Raja Salomo tersenyum senang.

Ahai, kabar Ratu Balqis berkaki kuda tidak benar adanya. Ia seorang putri yang sempurna.

Raja Salomo segera mendekati Ratu Balqis dan mempersilakan masuk ke dalam istana. Mata Ratu Balqis menyapu ruangan yang begitu megah dan matanya tertuju kepada sebuah singgasana yang ia sangat mengenalnya. Iaa segera mendekati singgasana itu.

Mengapa singgasanaku bisa ada di sini, bersebelahan dengan singgasana Raja Salomo?

Pertemuan pertama tersebut sangat berkesan bagi kedua pimpinan kerajaan. Selanjutnya mereka sering bertemu dan akhirnya Raja Salomo melamar Ratu Balqis untuk menjadi permaisurinya.

Raja Salomo dan Ratu Balqis pun menikah. Ratu Balqis masih tetap diakui sebagai penguasa Sheba, dan Raja Salomo sering mengunjungi istrinya itu.