Hikayat Ratu Balqis #1

Ada seorang raja yang gemar berburu. Kegiatan berburu menjadi obat penat di sela waktunya mengelola sebuah kerajaan besar yang bernama Sheba.

Pada suatu perburuan, ia merasa sangat letih. Pada gurun pasir yang seakan tiada bertepi itu belum juga nampak hewan buruan, padahal siang itu terik matahari kurang bersabahat apalagi persediaan air minumnya telah habis.

Dari kejauhan ia melihat sebuah tenda dan buru-buru ia menghampiri tenda tersebut. Di depan tenda duduk seseorang yang sudah tua dan raja menyapanya.

“Wahai, kakek yang bijaksana. Bolehkah aku mampir sejenak di tendamu sekaligus meminta air barang seteguk untuk membasahi kerongkonganku yang sudah kering?”

Kakek yang bijaksana itu pun menyambutnya dengan ramah dan mempersilakan raja yang masih muda itu duduk di sebelahnya. Kakek membuka tenda dan meminta anak gadisnya untuk membawa air untuk tamunya.

Gadis itu keluar dengan membawa bejana berisi air. Ternyata gadis itu mempunyai kecantikan yang sempurna, serta-merta memikat hati sang raja.

“Izinkan aku meminang putrimu,” pinta sanga raja.

“Boleh saja, tetapi ada syaratnya!” ujar si kakek.

Kemudian si kakek mengatakan bahwa mereka berasal dari kalangan jin. Adapun syarat yang harus dipenuhi raja adalah jika kelak raja menanyakan sesuatu yang dilakukan oleh istrinya, maka pertanyaan itu menjadi talaknya. Mereka mesti berpisah atau bercerai. Syarat itu disetujui oleh raja.

***

Syahdan, pesta pernikahan berlangsung sangat meriah. Bulan berganti bulan, saatnya permaisuri melahirkan. Raja senang bukan main, bayi laki-laki yang keluar dari rahim istrinya. Namun, kesenangan sang raja tidak berlangsung lama, sebab bayi laki-laki tersebut dibunuh oleh ibunya sendiri.

Kejadian ini membuat raja sedih, tetapi ia tidak berani bertanya kepada istrinya mengapa ia membunuh anak sendiri.

Beberapa waktu kemudian istrinya melahirkan seorang bayi perempuan, tak kalah cantik dibandingkan ibunya. Raja menjadi gelisah, jangan-jangan istrinya akan membunuh bayinya lagi. Karena rasa penasaran yang tidak bisa ditahannya, akhirnya sang raja menanyakan semua yang telah dilakukan istrinya.

Sang permaisuri raja itu pun terkejut dan berkata kepada raja.

“Engkau lupa dengan syarat yang diajukan ayahku dulu? Baiklah, sebelum kita berpisah aku ceritakan mengapa aku membunuh anak lelakimu. Ayahku telah mencuri kabar dari langit, kalau anak lelakimu kelak membunuhmu untuk alasan tahtamu. Ayahku juga telah mencuri kabar dari langit tentang bayi perempuan ini. Ia akan disanjung dan dipuja oleh penghuni langit dan bumi sebagai ratu kerajaan agung sampai akhir zaman nanti. Jika engkau berkenan, aku memberinya nama Balqis.”

Permaisuri pun menghilang dari hadapan raja dan tak pernah kembali.