KA Cepat dan infrastruktur jalan

Perjalanan umroh pada bulan Okt-22 yang lalu terasa istimewa. Keinginan saya naik KA Cepat Al-Haramain terbayar sudah. Saya mengambil rute Makkah-Madinah, dua Kota Suci yang berjarak sekitar 45o km itu ditempuh dengan kecepatan 300 km/jam. KA Cepat Al-Haramain melewati 4 station: Makkah – Jeddah – KAEC – Madinah. Saking nikmatnya naik KA Cepat ini, saya tertidur dan tahu-tahu sudah sampai di Stasiun Madinah.

Bagaimana dengan KA Cepat di Indonesia? Dalam beberapa kesempatan, saya mengikuti secara langsung perkembangan pembangunan rel KA Cepat Jakarta Bandung. Konon perjalanan Jakarta-Bandung akan ditempuh hanya dalam waktu 36 hingga 44 menit saja. Dipadukan dengan konsepĀ Transit Oriented Development (TOD), Stasiun Kereta Cepat memastikan sistem integrasi dengan berbagai pilihan moda transportasi terintegrasi, beragam kuliner, fasilitas dan keistimewaan lainnya. Lokasi TOD tersebut dibangun tak jauh dari tempat tinggal saya.

Entah, saya bisa berkesempatan mencoba KA Cepat Jakarta Bandung tersebut atau tidak – keburu saya menikmati masa tua di Solo.

***

Feb-19, saya naik bus dari KL-SIN yang berjarak sekitar 360-an km. Waktu itu saya sangat kagum dengan infrastruktur jalan di negeri jiran tersebut. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam itu tidak membuat saya tidur, tetapi saya menikmatinya. Kapan ya Indonesia punya jalan sepanjang ini?

Dari gugel mep saja bisa kita lihat: buka area sekitar Selat Malaka kemudian lihatlah daratan sekitarnya. Jaringan jalan negeri jiran lebih banyak dan tersebar bukan?

FYI, saat itu Pemerintah RI sedangĀ  ngebut merampungkan beberapa proyek tol, salah satunya Trans Jawa.

Hatta, Trans Jawa pun dioperasikan. Periode Juli – Des 22 ini saja saya sudah berkali-kali melewatinya, baik dengan naik bus atau bawa kendaraan sendiri.

***

Sebagai negara kepulauan yang terdiri atas kurang lebih 17 ribu pulau menimbulkan tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam hal konektivitas. Pembangunan infrastruktur yang berupaya menghubungkan wilayah-wilayah Indonesia tersebut menjadikan jaringan logistik di Indonesia bertahap semakin baik.

Siapa pun presidennya, pembangunan infrastruktur dan fasilitasnya mutlak dilalukan jika Indonesia ingin menjadi negara maju. Membangun infrastruktur berarti mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.