Sebelum membaca kisah di bawah ini, mau tidak mau, Anda harus membaca artikel yang ini dulu: Arjuna bisa cemburu juga.
Setelah menasihati Arjuna, Sang Hyang Kamajaya ilang dari hadapan Arjuna. Ia merasa telah cukup memberikan petuah dan Arjuna pasti tahu apa yang ia maksudkan. Intinya, jangan ganggu rumah tangga Duryodana. Maka, di hadapan Bathara Narada Adipati Karna melaporkan tugas yang diembannya.
Sesungguhnya, Adipati Karna salah duga.
Beberapa hari kemudian, sikap Arjuna semakin aneh saja. Ia tak sempurna mencerna nasihat dan petuah Adipati Karna yang memba-memba menjadi Sang Hyang Kamajaya, sang malaikat cinta. Kali ini kemarahan Arjuna hanya dipendam di dalam dada, tak ia ungkapkan dengan cara mengamuk seperti tingkah sebelumnya.
Cemburu telah membutakan mata hatinya dan menaikkan temperatur tubuhnya. Ia menjadi begitu membenci Dewi Banowati sekaligus merinduinya. Benci tapi rindu.
Ia bisa memaklumi kalau keharmonisan keluarga Duryodana-Banowati diekspos oleh pemerintah Hastinapura dengan memasang gambar dan foto-foto mereka seantero negeri. Seperti kata Sang Hyang Kamajaya tempo hari, kalau saat ini Prabu Duryodana sedang menggalakkan program Keluarga Berencana (KB) sebab populasi penduduk di Hastinapura sangat tinggi.
Namun ada yang tidak bisa ia maklumi dan diterima di hatinya. Apa itu? Dewi Banowati memasang foto keluarga kecilnya itu sebagai display picture di akun-akun pribadinya. Awalnya, Arjuna menemukannya di akun facebook Banowati, lalu di akun twitter, lalu di bbm, lalu di instagram, lalu di google+, lalu di Whatsaap.
Penemuan yang bertubi-tubi perihal foto-foto centil Banowati yang nampak bahagia itu membuat kawah cemburunya bergolak. Endapan magma di dalam hatinya sudah mencapai suhu 1306 °C. Cairan pijar kecemburuan itu telah siap didorong oleh gas emosi menjadi letusan hebat.
Otak Arjuna hampir pecah. Seluruh tubuhnya membara, merah kesumba. Kini Arjuna bertiwikrama.1 Sosoknya berubah ujud menjadi raksasa bertangan sepuluh dengan wajah yang sangat mengerikan.
Bumi gonjang-ganjing. Arjuna mengamuk dan menghancurkan apa saja yang menghalanginya bertemu dengan Dewi Banowati. Tak ada orang yang mampu meredakan amarah Arjuna.
Arkian, Bathara Narada turun ke bumi dan menemui Arjuna yang kini dalam ujud raksasa.
“Cemburumu aneh, Arjuna. Ndak bisa dipungkiri kalau Banowati itu istri sah dari Duryodana. Dunia pewayangan tahu semua tentang kenyataan ini. Tentu saja, Duryodana lebih berhak atas Banowati, wong dheweke kuwi bojone Banowati. Iyo ora?” ujar Bathara Narada sambil menyeringai.
“Kok kalimat pikulun sama persis dengan apa yang diucapkan Sang Hyang Kamajaya tempo hari?” tanya Arjuna geram.
“Kalau kamu tanyakan ke Ki Dalang, ia juga akan mengatakan hal yang sama, memang demikian nasihat yang harus disampaikan kepadamu!” kata Bathara Narada sambil mendekat ke arah Arjuna.
Bathara Narada mengandeng salah satu tangan Arjuna.
“Sekarang ikutlah denganku, Jun. Aku ingin mengembalikan ujud aslimu, sebagai Arjuna ksatria yang dikenal orang selama ini!” tutur Bathara Narada.
“Sebentar pikulun, saya bersedia kembali ke ujud asli tetapi ada syaratnya. Banowati harus jadi istri saya!” kata Arjuna meletup dan mengibaskan tangan Narada.
“Oalah cah bagus… kamu memang keras kepala. Tak bisa kamu memperistri Banowati, bukankah saat ini ia istri Duryodana? Begini saja, aku akan membocorkan takdirmu kelak,” Bathara Narada berbesar hati.
“Takdir tentang perjodohan saya dengan Banowati, pikulun?” tanya Arjuna penasaran.
“Kelak kamu berjodoh dengan Banowati2, namun usia perkawinanmu dengannya hanya seumur jagung!” tutur Bathara Narada.
Arjuna lega sekaligus penasaran akan takdirnya itu. Ia akhirnya manut saja ketika Bathara Narada mengajaknya ke Gunung Mahameru.
Sesampainya di puncak Mahameru, mereka berhenti di sebuah telaga. Bathara Narada meminta Arjuna bertapa di dasar telaga. Arjuna patuh.
Air telaga yang semula sangat dingin, semakin lama semakin panas dan akhirnya mendidih. Penyebabnya adalah panas tubuh Arjuna yang berujud raksasa. Bathara Narada minta Arjuna mentas dari telaga, ketika ia sudah kembali ke ujud aslinya.
Catatan kaki: 1Beberapa tokoh wayang yang juga pernah bertiwikrama di antaranya Kresna dan Yudhistira. Kresna marah dan mengubah diri menjadi raksasa ketika ia dikhinati Kurawa. Puntadewa yang punya kesabaran tingkat tinggi juga bertiwikrama dengan mengobrak-abrik kahyangan. 2Dalam perang Bharatayuda, Duryodana tewas sehingga Kurawa takluk pada Pandawa. Banowati akhirnya dikawin oleh Arjuna. Pada saat pasukan Pandawa siap-siap pindah dari Kerajaan Amarta ke Hastinapura, Banowati dibunuh oleh Aswatama – putra Resi Drona di tendanya. Tahukah Anda, kalau Aswatama diam-diam mencintai Banowati? Kisahnya ada di sini.