CLBK-nya Limbuk

Tak ada satu lelaki pun yang mampu mengisi kekosongan hati Limbuk kecuali Bagong. Loh, bukannya Bagong tempo hari telah memutuskan cintanya? Limbuk sedang kena sindrom CLBK: Cinta Lama Belum Kelar.

Limbuk sempat lupa rasanya jatuh cinta gara-gara cara Bagong memutuskan cinta demikian mengejutkan. Kini, Limbuk merasakan jatuh cinta jilid kedua kepada lelaki yang sama. Gila betul yang dirasa, ia ingin segera bertemu dengan Bagong. Melihat saja cukup, setidaknya bisa mengobati rasa kangen. Bayangkan saja, kangen yang ia derita membuatnya menangis siang dan malam. read more

Mempertahankan Harga Diri

Tanpa diduga oleh Drona, Ekalaya segera meloloskan pisau belati yang ada di pinggangnya dan memotong ibu jari tangan kanannya. Cres!! Kemudian, ia memberikan potongan ibu jarinya itu kepada Mahaguru Drona.

Tanda bakti Ekalaya kepada gurunya

Drona segera berlalu dari hadapan Ekalaya yang dari bekas lukanya masih meneteskan darah. Potongan ibu jari Ekalaya ia bungkus dengan kain kemudian ia gantungkan pada ikat pinggangnya.

Demikianlah, siasat licik dilaksanakan dengan gemilang oleh Drona. Dengan kehilangan ibu jari tangan kanan, ia berharap Ekalaya tak mampu lagi memainkan busur dan anak panah secara sempurna, sehingga tak akan ada lagi manusia di bumi ini yang bisa mengalahkan Arjuna.

Ketika sampai di Hastinapura, ia tunjukkan potongan ibu jari itu kepada Arjuna, murid kesayangannya. Arjuna girang bukan main, sebab kini tak ada lagi orang yang mampu menandinginya dalam ilmu perpanahan. read more

Memperebutkan Setyaboma

Setyaboma, sekar kedaton Kerajaan Lesanpura itu sedang galau-galaunya. Jadi orang cantik level sepuluh ada nggak enaknya, katanya. Banyak yang antri untuk menjadi suaminya, tetapi ia sendiri kebingungan memilih lelaki yang mana yang pantas menjadi pelindungnya kelak. Menurut perhitungannya, setidaknya sudah ada tujuh puluh enam lelaki yang mendaftar menjadi suaminya, baik itu lelaki dari kalangan rakyat jelata atau ksatria dari kerajaan di sekitar Lesanpura. Satu dua orang sih menarik hatinya, meskipun ia sendiri tidak mengenal secara dekat para lelaki tersebut.

“mBakyu mesti punya suami yang kuat,” kata Setyaki adik lelakinya.

“Tapi bagaimana caranya untuk mendapatkan suami yang kuat seperti itu, dik?” tanya Setyaboma setengah putus asa.

“Kalau mBakyu setuju, kita adakan sayembara. Siapa yang bisa mengalahkan diriku dalam perang tanding adu kekuatan denganku, dialah yang akan menjadi suami mBakyu. Pripun?” usul Setyaki. read more