Leafie sang ibu sejati

Ia menamai dirinya sendiri sebagai ‘daun’. Ia memang sangat suka dengan daun akasia yang saban hari ia saksikan warna hijaunya yang cantik di musim semi. Jika musim gugur, daun-daun itu akan terbang bebas berguguran dan meninggalkan jejak bunga-bunga akasia. Indah sekali.

Leafie adalah seekor ayam betina petelur yang tinggal pada sebuah kandang. Setiap hari ia kudu bertelur dan telur ini diambil oleh tuan atawa nyonya yang menjadi majikannya. Leafie bosan berada di kandang, apalagi dari kandangnya ia dapat menyaksikan binatang lain bebas berkeliaran di halaman sang majikan: ayam jantan dan keluarga besarnya, para bebek, dan anjing penjaga. Naluri keibuan  sering muncul dalam benak Leafie yakni mengerami telur hingga menetas. Tapi apa mungkin? Ia mulai bosan tinggal di kandang.

Syahdan, ia pun mogok makan. Telur terakhir yang keluar dari perutnya bermutu buruk karena tiada bercangkang. Ia jadi kurus, buku-bulunya rontok. Ia sangat berharap majikannya datang dan mengeluarkan dari kandang. Maka, ia pura-pura mati. read more

Terkutuklah rindu, yang teruntuk hanya bagimu

Sebagai seorang yang baru belajar menulis, membaca novel serial Dahlan Iskan karya Khrisna Pabichara banyak hal yang bisa saya dapatkan dari sana. Salah satunya pemilihan diksi yang sangat nyiamik – bahkan kalau ada paragraf yang menarik saya bisa membacanya berulang-ulang. Maka, kehadiran Surat Dahlan dari toko buku online langganan saya segera saja mengobati kerinduan saya pada rangkaian kalimat ciptaan Khrisna Pabichara. O iya, Surat Dahlan adalah buku kedua dari Trilogi Novel Inspirasi Dahlan Iskan. Novel setebal 378 halaman yang diterbitkan oleh Noura Books (Januari 2013) ini memang menghadirkan surat-surat Dahlan dan catatan di buku harian Dahlan.

Bagi Anda pembaca novel Sepatu Dahlan, tentu ingat sosok gadis cantik Aisha yang ditaksir Dahlan atawa Maryati yang diam-diam mencintai Dahlan. Saya akan kutipkan catatan Dahlan – yang menurut saya kalimat-kalimatnya bagus betul – setelah Dahlan diberitahu oleh Maryati kalau Aisha sudah menikah. Dahlan berusaha melupakan Aisha. read more

Rasputin, si Rahib Sinting

Bagi Anda pecinta sejarah Rusia tentu mengenal nama besar Rasputin yang hidup pada tahun 1869 – 1916, di mana ia berperan penting pada masa Tsar Nicholas II (Dinasti Romanov). Ia bernama lengkap Grigori Yefimovich Rasputin dan punya sebutan lain yakni The Mad Monk atawa The Black Monk. Tokoh yang satu ini memang kontroversial bahkan saat kematiannya. Kini, ia dipandang oleh para sejarawan hanya sebagai kambing hitam belaka karena jatuhnya Dinasti Romanov yang akhirnya membawa kemenangan Bolshevik dan didirikannya Uni Soviet.

Adalah sebuah novel yang berjudul Rasputin’s Daughter (Serambi, Des 2012) karya Robert Alexander dapat mengobati rasa penasaran siapa itu Rasputin yang sering disebut sebagai Rahib Sinting. Melalui salah satu anak gadisnya, Maria, bertutur mengenai sisi menarik dari Rasputin – yang ia panggil Papa (Rasputin punya 4 anak, Maria anak ketiga atawa perempuan tertua). Pada April 1917 (4 bulan setelah Rasputin terbunuh), Maria diinterograsi oleh Aleksander Aleksandrovich Blok dari Seksi Ketiga Belas. Dari mulut perempuan yang aslinya bernama Matryona Grigorevna Rasputina inilah secara detil kita dapat mengetahui kehidupan Rasputin. read more