Bagi Anda pecinta sejarah Rusia tentu mengenal nama besar Rasputin yang hidup pada tahun 1869 – 1916, di mana ia berperan penting pada masa Tsar Nicholas II (Dinasti Romanov). Ia bernama lengkap Grigori Yefimovich Rasputin dan punya sebutan lain yakni The Mad Monk atawa The Black Monk. Tokoh yang satu ini memang kontroversial bahkan saat kematiannya. Kini, ia dipandang oleh para sejarawan hanya sebagai kambing hitam belaka karena jatuhnya Dinasti Romanov yang akhirnya membawa kemenangan Bolshevik dan didirikannya Uni Soviet.
Adalah sebuah novel yang berjudul Rasputin’s Daughter (Serambi, Des 2012) karya Robert Alexander dapat mengobati rasa penasaran siapa itu Rasputin yang sering disebut sebagai Rahib Sinting. Melalui salah satu anak gadisnya, Maria, bertutur mengenai sisi menarik dari Rasputin – yang ia panggil Papa (Rasputin punya 4 anak, Maria anak ketiga atawa perempuan tertua). Pada April 1917 (4 bulan setelah Rasputin terbunuh), Maria diinterograsi oleh Aleksander Aleksandrovich Blok dari Seksi Ketiga Belas. Dari mulut perempuan yang aslinya bernama Matryona Grigorevna Rasputina inilah secara detil kita dapat mengetahui kehidupan Rasputin.
Ia tak hanya dipuja oleh rakyat jelata namun juga para sosialita. Bahkan sang Ratu Alexandra sering menelpon Rasputin untuk datang ke istananya. Rasputin yang berpenampilan bersahaja ternyata seorang yang sakti mandraguna. Sering kali ia menyembuhkan penyakit fisik maupun mental.
Suatu ketika sang Ratu memanggilnya ke istana untuk menyembuhkan sakit putra mahkota yang terjatuh di kamarnya. Ada yang membuat kuatir sang Ratu, dalam hitungan jam anak lelakinya itu bisa tewas karena ia mengindap penyakit hemofili (saat itu penyakit ini belum dikenal). Rasputin datang bersama Maria. Di sana Maria menyaksikan keajaiban penyembuhan yang dilakukan oleh ayahnya. Putra Mahkota akhirnya dapat disembuhkan oleh Rasputin.
Ada kalangan istana yang tak senang pada Rasputin karena ia telah memberi pengaruh terhadap kebijakan-kebijakan Tsar. Maka, direncanakan sebuah pembunuhan bagi Rasputin, di antaranya mencampurkan sianida pada kue dan anggur (kadarnya dapat membunuh lima orang sekaligus) yang disajikan untuk Rasputin. Berdasar kesaksian Maria, ayahnya tak menyentuh kue maupun anggur.
Tak heran hal ini membuat marah Count Yousoupoff. Ia mencabut pistol dan menembakkan ke perut Rasputin. Namun tak membuatnya tewas. Tembakan berikutnya ke arah dada, dan Rasputin tetap bergeming. Pada tembakan ketiga pas di dahi, Rasputin terjungkal dan tewas.
Rasputin sudah lama meramalkan bahwa, berkaitan dengan kematiannya sendiri, keluarga kekaisaran akan segera punah. Memang, bahkan tidak sampai tiga bulan setelah pembunuhan Rasputin, Nicholas dan Alexandra diturunkan dari tahta dalam revolusi Februari. Setelah dibuang ke Siberia, pasangan kaisar dan kelima anak mereka diam-diam dieksekusi pada Juli 1918.
Sedangkan Maria setelah Revolusi lari ke Siberia, kemudian ke Paris. Ia kawin dengan seorang opsir yang reputasinya suram. Suami meninggal pada tahun 1926. Maria menyanyi dan menari di panggung hiburan untuk menghidupi dua anaknya. Kemudian ia mendapatkan pekerjaan sebagai penjinak singa di London dan Los Angeles dan orang-orang berkerumun untuk menyaksikan kemahiran anak perempuan “Rahib Sinting” itu. Di Peru, ia terluka oleh seekor beruang yang menyebabkan ia keluar dari sirkus dan bekerja sebagai petugas pemasang paku keling di galangan kapal Miami. Maria menjalani masa tuanya di Paris, dan meninggal pada tahun 1977.
Novel setebal 401 halaman ini pas bagi Anda yang menyukai sejarah dan teori konspirasi.
Lagu latar: Rasputin by Boney M