Penangsang untuk ibu

Ketika berada di Jogja, kurang afdol nekjika tidak menyusuri Malioboro. Musim libur sekolah seperti ini di seputaran Malioboro ramai sekali oleh wisatawan anak-anak sekolah dari luar kota. Bus-bus pariwisata memenuhi lahan parkir di utara Malioboro atawa di Alun-Alun Keraton. Beruntung, pas menjelang senja ada parkir kosong di basement Malioboro Mall (MM), sehingga Kyai SX4 dapat ngaso secara nyaman di sana.

Di Malioboro saya bertemu dengan Haryo Penangsang – Adopati Jipang Panolang yang musuhnya Jaka Tingkir itu. Novel ketiga dari Trilogi Penangsang karya NasSirun PurwOkartun yang berjudul Tarian Rembulan Luka (Metamind, Mei 2013) itu menjadi teman saya di sela-sela kegiatan Kika di UGM. read more

Sunting Lima Tingkat

Wahai waktu, cepatlah bergulir. Kenapa setiap detik kini terasa merangkak lambat. Sementara Pak Hamdarih yang berkopiah miring ini tampaknya menikmati peran sentralnya dan tidak merasa terburu-buru menuntaskan acara. Suaranya bergaung keras dengan logat Betawi yang bercara diri. “Sebelum kita mulai acara akad nikah ini, mari kita istigfar bareng-bareng…” Sejenak kemudian yang terdengar hanya dengungan istigfar bersama-sama, di sela wangi bunga melati yang ditata di meja dan sudut-sudut ruangan.

Sejurus kemudian, bapak penghulu ini dengan enteng menarik ujung tanganku yang sudah sedingin batu es, “Coba dah sekarang jabat tangan calon mertua, jangan malu-malu,” katanya mencoba memecah ketegangan yang mungkin jelas menggayuti mukaku. Beberapa hadirin terpancing senyum dan ketawa kecil. Aku ikut-ikutan tersenyum tegang.

Dengan berdebar-debar kuulurkan tangan ke arah Pak Sutan. Tapak tangannya yang besar, gemuk, dan panas bagai menelan tangan kurusku bulat-bulat. Mata kami bertatapan sekilas, lalu diam-diam ujung mataku mencari-cari Dinara yang sedang duduk tertunduk sambil menggigit bibir, mungkin ikut gugup. read more

Leafie sang ibu sejati

Ia menamai dirinya sendiri sebagai ‘daun’. Ia memang sangat suka dengan daun akasia yang saban hari ia saksikan warna hijaunya yang cantik di musim semi. Jika musim gugur, daun-daun itu akan terbang bebas berguguran dan meninggalkan jejak bunga-bunga akasia. Indah sekali.

Leafie adalah seekor ayam betina petelur yang tinggal pada sebuah kandang. Setiap hari ia kudu bertelur dan telur ini diambil oleh tuan atawa nyonya yang menjadi majikannya. Leafie bosan berada di kandang, apalagi dari kandangnya ia dapat menyaksikan binatang lain bebas berkeliaran di halaman sang majikan: ayam jantan dan keluarga besarnya, para bebek, dan anjing penjaga. Naluri keibuan  sering muncul dalam benak Leafie yakni mengerami telur hingga menetas. Tapi apa mungkin? Ia mulai bosan tinggal di kandang.

Syahdan, ia pun mogok makan. Telur terakhir yang keluar dari perutnya bermutu buruk karena tiada bercangkang. Ia jadi kurus, buku-bulunya rontok. Ia sangat berharap majikannya datang dan mengeluarkan dari kandang. Maka, ia pura-pura mati. read more