Buku pertama saya berjudul KSADT

Seperti saya ceritakan dalam artikel sebelumnya, kalau saya sedang siap-siap menerbitkan 2 (dua) judul buku. Saya aktif ngeblog sejak Oktober 2008 dan hingga saat ini sudah lebih dari seribu tiga ratus artikel yang saya publikasikan di blog saya. Tak ada artikel yang berat menurut saya, memang karena kemampuan menulis saya masih pada tataran ringan interesan.

Saya berfikir kenapa tulisan sebanyak itu tidak saya rangkum menjadi buku saja. Apalagi blog saya termasuk blog berbayar, bukan gratisan, yang artinya saban tahun saya mesti membayar biaya sewa hosting dan domain. Kalau telat bayar, blog saya bakalan diblokir sementara dan nekjika nggak bayar-bayar ya ditutup. Maka, cara jitu untuk menyimpan tulisan-tulisan saya supaya bisa disentuh,  dibuka lembaran-lembarannya, dibaca, dan disimpan di rak lemari saya tampilkan dalam bentuk buku cetakan. read more

Mubaligh Two in One

Beberapa hari belakangan, ada kehebohan berita tentang seorang pendakwah yang mengunci kepala operator sound system dengan kakinya, gara-gara ia nyetel volume pelantang suara nggak sesuai dengan keinginan sang pendakwah. Aksi ini dilakukan di atas panggung, disaksikan oleh banyak pasang mata, dari anak-anak hingga orang tua.

Peristiwa ini mengingatkan saya pada sebuah humor tentang seorang Mubaligh yang punya pekerjaan sambilan menyewakan pelantang suara.

~oOo~

Ada seorang mubaligh, namanya Rasyidi. Di samping mubaligh ia punya pekerjaan sambilan, menyewakan pengeras suara. Kalau ingin praktis bisa mengundang Kiai Rasyidi mengisi pengajian sekaligus menyewa pengeras suaranya. Katakanlah paket two in one.

Suatu hari mubaligh kita ini sedang di atas mimbar dalam acara isra mikraj. Ia menguraikan perjalanan Kanjeng Nabi mikraj ke langit lapis tujuh. Sambil berbicara, ia melirik anak kecil yang main-main dengan mesin pengeras suaranya. Maka beliau pun menyempatkan untuk memperingatkan anak-anak itu. read more

Diteror oleh Elkaha

Di tengah penantian saya pada novel ketiga Majapahit karangan Elkaha (Langit Kresna Hariadi), terbit sebuah novel tebal Elkaha yang diberi judul Teror. Cover buku ini saja sudah meneror saya, sebab ukuran huruf nama sang pengarang jauh lebih besar daripada judul bukunya, ditambah embel-embel tulisan Penulis novel best seller Gajah Mada.

Cover Teror mengingatkan saya pada novel Elkaha sebelumnya yang berjudul Selingkuh. Maksudnya, ukuran huruf sang pengarang lebih ditonjolkan. Selingkuh diterbitkan juga oleh Penerbit Narasi (2013) yang sampai saat ini belum saya baca, masih sekedar untuk koleksi belaka bahwa saya juga punya novel Elkaha bergenre bukan sastra sejarah. Novel yang di masa lalu berjudul Serong, oleh Penerbit Narasi diterbitkan kembali dengan judul Selingkuh, setebal 314 halaman.

Mungkin ini sengaja dibikin oleh penerbitnya, supaya novel ini laku. Loh, bukannya Elkaha itu penulis terkenal sehingga apa pun yang ia tulis bakal dibaca penggemarnya? read more