Cita-cita jadi petani

Sekitar tahun 1980, Bapak membeli cassette tape recorder merk Telesonic berwarna biru muda. Waktu itu, jaringan listrik belum masuk ke rumahku. Tak hanya membeli tape recorder-nya saja, Bapak juga membeli beberapa kaset. Seingatku, kaset yang dibeli saat itu lagu-lagu yang top di tahun 1970an, juga beberapa kaset Waldjinah dan gending-gending Jawa. Pada minggu berikutnya, Bapak membeli kaset Jamal Mirdad dan Ebiet G. Ade sekaligus tiga album Camellia 1, Camellia 2, dan Camellia 3.

Aku tertarik pada kaset Ebiet G. Ade. Waktu aku putar album Camellia 2 dan aku langsung terpana pada lagu Cita-cita Kecil si Anak Desa. Setiap kali lagu itu habis aku akan pencet tombol rewind, kemudian aku ambil sampul kaset karena di dalamnya ada syair lagu. read more

SKJ

SKJ singkatan dari Senam Kesegaran Jasmani, sebuah kegiatan olah raga massal yang pernah diwajibkan oleh rezim Orde Baru yang tetap lestari hingga kini. Seingat saya, sebelum menjadi SKJ, olah raga senam massal ini bernama Senam Pagi Indonesia yang mulai dikenalkan saat saya masih SD akhir tahun 1970-an.

Saya ingat betul, saban Jumat anak-anak sekolah dan PNS melakukan senam bersama di halaman sekolah/kantor masing-masing. Senam yang diiringi oleh musik instrumentalia panjang ini lengkap sekali gerakannya, mulai gerakan kepala, tangan, badan dan kaki. Samar-samar irama musik senam pagi tersebut masih terngiang di gendang telinga, termasuk gaya gerakannya. read more

Terhubung lagi dengan UGM

Saya meninggalkan UGM pada awal tahun 1992 dan terhubung kembali dengan UGM kira-kira satu setengah tahun lalu, ketika teman-teman dari LPPM – UGM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada) melakukan penjajagan kerja sama dengan perusahaan di mana saya bekerja.

Dari mereka saya mendapatkan kabar tentang teman-teman kuliah saya yang mengabdikan dirinya sebagai dosen di UGM, beberapa di antaranya sudah pada bergelar Doktor bahkan ada yang Profesor. Benar, setelah beberapa kali bertemu dengan teman-teman LPPM, ternyata profesor-profesor sekarang itu umurnya masih relatif muda, tidak seperti bayangan jaman dulu kalau profesor itu penampilannya botak, berkaca mata, atawa jalannya terbungkuk-bungkuk. read more