Bocah laki-laki itu malu-malu memasuki ruang kelas. Sekolah Taman Kanak-kanak Siwi Peni, namanya. Bangunannya sederhana, dari gedek – anyaman bambu. O, bukan bangunan sekolahan yang berdiri sendiri namun salah satu ruang di rumah Eyang Sinder yang dijadikan ruang kelas. Bu Kadaryati – anak perempuan Eyang Sinder, yang menjadi guru TK Siwi Peni tersebut.
Jarak rumah bocah laki-laki itu ke TK Siwi Peni hanya sepelemparan sendal belaka. Sebetulnya keberadaan TK Siwi Peni tak asing baginya, sebab saban hari ia bermain di sana meskipun belum menjadi murid TK tersebut. Namun, hari itu sebagai hari pertamanya masuk sekolah. Makanya malu-malu.
Bu Kadaryati – ia disapa dengan sebutan Bu Yati saja, memanggil bocah laki-laki itu segera memasuki kelas dan duduk di kursinya. Ada sekitar lima belas atawa paling banyak dua puluh anak menjadi murid TK Siwi Peni. Semuanya berasal dari kampung yang sama. Mereka tak berseragam dan hanya satu-dua anak yang bersepatu, sedang lainnya bertelanjang kaki termasuk bocah laki-laki itu. read more