Djarum 76

Saya akan mencoba memanggil kenangan masa kecil dari memori otak saya, bersama bapak yang biasa kami panggil dengan sebutan Pak’e.

Menurut penilaian saya, bapak itu orangnya serba bisa. Pendiam namun maunya selalu bergerak, tandang gawe ini-itu. Rumah papan yang kami tempati dulu sebagian besar hasil karya bapak – tentu saja dalam pengerjaannya dibantu orang para tukang, artinya ia sendiri yang turun tangan mulai mengukur, menggergaji dan menempelkan papan pada tiang-tiang kaso. Kami, anak-anaknya, hanya melihat bagaimana bapak bekerja sesekali membantu mengambilkan martil, catut atawa paku yang jauh dari tempat bapak bekerja. read more

Jangan gori

Salah satu sayur yang saya suka di masa kecil dulu adalah jangan gori. Orang Jawa menyebut sayur dengan istilah jangan, misalnya jangan tahu berarti tahu yang dibuat sayur, jangan loncon berarti sayur bening, jangan kangkung artinya sayur (berbahan utama) kangkung, jangan bobor (sayur bobor), jangan asem ya sayur asem, dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan jangan gori?

Gori sebutan untuk nangka muda. Jangan gori berarti sayur nangka muda. Makan siang dengan jangan gori dengan nasi masih kebul-kebul dan berlauk gêrèh/ikan asin plus karak, wis jian… rasanya surga dunia. Kalau mau mewah sedikit dengan ikan bandeng! Semakin wayu jangan gori tersebut, kok semakin enak saja ya? Wayu berarti mendekati expired, artinya sayur tersebut makin enak jika dimakan malam harinya atawa besok paginya untuk sarapan. Tentunya, jangan gori tersebut harus dipanasi dulu. read more

Piknik

Sudah menjadi kebiasaan di SMP-ku dulu, jika selesai ujian kelulusan diadakan piknik yang diikuti oleh anak-anak kelas 3. Rencana piknik tersebut sudah disinggung oleh Wali Kelas saat membagikan rapor semester sebelumnya kepada orang tua/wali murid. Tempat tujuan piknik saat itu ke Pantai Pangandaran. Cukup jauh dari kotaku yang berada di lereng G. Lawu.

Seminggu sebelumnya, aku sudah memberitahu ibu kapan paling lambat membayar biaya piknik. Jawaban ibu menenteramkan hatiku. Katanya, aku bisa mendaftar jadi peserta piknik.

Tiga hari sebelum batas waktu pembayaran biaya piknik datang pamanku menemui ibu. Saat itu aku masih di sekolah. Ketika pulang sekolah aku dapati paman masih di rumah, rupanya menunggu kepulanganku dari sekolah. read more