Saya akan mencoba memanggil kenangan masa kecil dari memori otak saya, bersama bapak yang biasa kami panggil dengan sebutan Pak’e.
Menurut penilaian saya, bapak itu orangnya serba bisa. Pendiam namun maunya selalu bergerak, tandang gawe ini-itu. Rumah papan yang kami tempati dulu sebagian besar hasil karya bapak – tentu saja dalam pengerjaannya dibantu orang para tukang, artinya ia sendiri yang turun tangan mulai mengukur, menggergaji dan menempelkan papan pada tiang-tiang kaso. Kami, anak-anaknya, hanya melihat bagaimana bapak bekerja sesekali membantu mengambilkan martil, catut atawa paku yang jauh dari tempat bapak bekerja. read more