Kali ini saya akan ngrasani seorang kolega saya. Ia punya kemampuan langka dalam bertutur kata, karena ia bisa banyak bahasa. Dalam sehari-hari saya sering mendengar ia bertutur dengan aneka bahasa daerah, tentu lebih banyak berbahasa Indonesia dan sesekali berbahasa Inggris.
Ia terlahir sebagai putra Sumatera Selatan. Bahasa Palembang, Jambi, Bengkulu dan sekitarnya ia paham benar. Ia pernah sekolah di Yogyakarta, makanya bisa berbahasa Jawa. Kuliah di Bandung, tak heran ia mampu berbahasa Sunda. Hmm, otak kirinya memang canggih. Ia bisa bahasa Minang, Madura, sesekali terdengar celotehnya dengan logat Maluku dan Flores. Berbahasa asing selain Inggris apa ia bisa?
Bisa. Ia sekolah jenjang S-2 di Manila Philipina, makanya bisa bertutur dalam bahasa Tagalok. Ia, yang punya moyang Tiongkok, bahasa Mandarin menjadi percakapan sehari-hari di keluarga besarnya. Bahasa Jepang sesekali saya dengar juga keluar dari mulutnya. read more