Bisa banyak bahasa

Kali ini saya akan ngrasani seorang kolega saya. Ia punya kemampuan langka dalam bertutur kata, karena ia bisa banyak bahasa. Dalam sehari-hari saya sering mendengar ia bertutur dengan aneka bahasa daerah, tentu lebih banyak berbahasa Indonesia dan sesekali berbahasa Inggris.

Ia terlahir sebagai putra Sumatera Selatan. Bahasa Palembang, Jambi, Bengkulu dan sekitarnya ia paham benar. Ia pernah sekolah di Yogyakarta, makanya bisa berbahasa Jawa. Kuliah di Bandung, tak heran ia mampu berbahasa Sunda. Hmm, otak kirinya memang canggih. Ia bisa bahasa Minang, Madura, sesekali terdengar celotehnya dengan logat Maluku dan Flores. Berbahasa asing selain Inggris apa ia bisa?

Bisa. Ia sekolah jenjang S-2 di Manila Philipina, makanya bisa bertutur dalam bahasa Tagalok. Ia, yang punya moyang Tiongkok, bahasa Mandarin menjadi percakapan sehari-hari di keluarga besarnya. Bahasa Jepang sesekali saya dengar juga keluar dari mulutnya. read more

Ketemu Yoga (bukan) kebetulan

Yogyakarta, 23 Desember 2012.

Maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia yang saya tumpangi mendarat tepat waktu di Bandara Adi Sucipto. Mas Elang yang menjemput saya mengabarkan kalau ia terlambat setengah jam sampai di Bandara karena terjebak macet, disertai berlaksa maaf.

Saya kirimkan SMS padanya supaya kalem saja, tak usah ngebut dan berhati-hati di jalan. Saya selalu berusaha berfikiran positif terhadap suatu peristiwa, karena ada sesuatu yang direncanakan oleh Gusti Allah. Saya duduk di ruang tunggu para penjemput sambil menikmati suasana Bandara menjelang tengah hari. read more