Arus balik

Bebarapa saat sebelum azan subuh tadi, saya sudah berada di rumah setelah menempuh perjalanan balik dari mudik lebaran ke Solo sebab hari ini hari pertama masuk kantor. Libur lebaran tahun ini serasa sangat singkat. Saya berada di kampung halaman, persis seminggu saja. Karena jadwal yang padat, waktu yang ada betul-betul saya manfaatkan semaksimal mungkin. Tak heran, rumah orang tua layaknya hotel saja, pergi pagi pulang malam dan di rumah hanya untuk tidur.

Arus balik Solo – Karawang pada 11 Agustus 2013 relatif lancar. Minggu pagi hingga siang, masih sempat menghadiri acara reuni. Dari rumah sudah pamitan pulang, sehingga selesai menghadiri acara reuni bablas balik ke arah Jakarta.

Kelancaran arus balik cukup tertolong karena dibukanya (rencana) tol Bawen-Ungaran yang badan jalannya baru sebagian selesai. Solo-Semarang dapat ditempuh kurang dari dua jam. Jalan utama Kendal yang biasanya jadi biang macet (saat dilakukan perbaikan jalan) lebaran tahun ini sudah bisa dilalui tanpa hambatan. Sebelum masuk Alas Roban, kami ngisi perut dulu di Soto Sedaap, sebuah warung soto di Jl. Pemuda Kendal. read more

Agustus-2 | Mandi kencing Bung Karno

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Marsekal Terauchi – Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara – memanggil Sukarno ke mabes-nya di luar kota Saigon yang sebelumnya tanpa memberitahukan maksud pemanggilan itu. Pesawat yang membawa Sukarno penuh sesak. Mereka berangkat jam 5 pagi secara rahasia.

Bung Karno gugup sebab merasakan sesuatu yang penting akan terjadi. Udara sepanjang perjalanan sudah dikuasai oleh Tentara Sekutu yang pesawatnya berkeliaran dengan misi utama menangkap Sukarno.

Saat itu Bung Karno tengah sakit, maka ia mengajak Suharto dokter pribadinya ikut serta di dalam pesawat tersebut. read more

Sindrom rindu Pak Harto

Poster Pak Harto tersenyum sambil melambaikan tangan disertai tulisan “Piye le kabarmu, isih enak jamanku to?” yang jamak ditemui di bak truk bagian belakang, kini marak muncul dalam bentuk stiker dan kaos oblong. Kalau nggak percaya, pergilah ke Kota Solo atawa Jogja1.

Di perempatan jalan stiker tersebut dijajakan, sementara pada kaos oblong dapat ditemukan di pusat perdagangan sandang yang didatangi wisatawan atawa digantung di berbagai sudut kota, dengan tema tulisan yang menyapa rakyat (kecil) sekaligus membangkitkan kenangan enaknya hidup di jaman rezim Pak Harto. read more