Bentak

Pemandangan yang memiriskan hati beberapa kali saya alami ketika menyaksikan para jamaah umroh/haji asal Indonesia yang dibentak-bentak oleh petugas/aparat Saudi Arabia. Apalagi para jamaah tersebut sebagian besar sudah masuk golongan usia sepuh.

Bayangkan situasi seperti ini:

Biasanya, tiga atawa empat jam sebelum keberangkatan pesawat mereka harus tiba di bandara, hal ini untuk mengantisipasi padatnya antrian check in dan proses imigrasi. Bisa jadi, jamaah yang datang dari luar kota berangkat dari rumah berjam-jam sebelumnya. Mereka pasti lelah lahir batin. read more

Selamat pagi Jenderal!

Perjalanan saya dari pusat Kota Jogja ke Dusun Kemusuk Bantul, 28 Desember 2013 diantar oleh Pak Joni seorang pensiunan pegawai pabrik gula Madukismo. Laki-laki sepuh itu mengendarai mobil dengan santai, sesekali berceloteh dengan bahasa Jawa Krama Inggil yang membuat saya agak kewalahan mengimbangi bahasanya. Jalan Raya Wates lumayan ramai, maklum di akhir tahun seperti ini banyak wisatawan datang ke DIY.

Tujuan saya ke Dusun Kemusuk untuk mengunjungi Museum HM Soeharto, mantan Presiden RI. Hanya membutuhkan waktu 15 menit saja, saya sampai di sebuah desa yang asri. Di Desa Kemusuk inilah Pak Harto lahir pada tanggal 8 Juni 1921 yang lalu. read more

Payung

Hujan hampir saban hari turun, dan benda yang sangat kita butuhkan untuk melindungi tubuh dari hujan adalah payung. Tapi tahukah kita, ternyata keberadaan payung mempunyai sejarah yang cukup panjang. Konon, ketika orang Inggris menamai payung dengan umbrella menyerap dari bahasa Latin, umbra yang berarti tempat teduh.

Sejak tahun 12 SM, para bangsawan Mesir maupun Tiongkok menjadikan payung sebagai atribut kebangsawanan mereka. Waktu itu, payung termasuk jenis benda yang sangat mahal dan langka. Selain itu, payung juga sangat berat sehingga harus ada orang khusus yang memegangi atawa membawakannya. Setidaknya hal ini bisa kita lihat pada gambar-gambar kuno, di mana para raja atawa bangsawan tersebut diiringi budak/prajurit pembawa payung yang tugasnya melindungi majikan dari hujan dan sengatan matahari. Betapa jumawa para bangsawan yang berjalan di bawah payung, sehingga payung menjadi status kehormatan seseorang. read more