Imsak… imsak… imsak…

Kenapa jeda waktu imsak dengan subuh dibuat 10 menit? Kenapa bukan 5 atawa 15 menit saja? Untuk pertanyaan tersebut saya nggak punya jawaban untuknya, sebab saya tidak tahu sejarahnya dari mana.

Turi Putih

Dalam hajat ngantenan diĀ Karanganyar kemarin, tak ada iringan gending Jawa ketika acara temu-pengantin, seperti pada umumnya pengantin menggunakan adat Jawa. Musik pengiringnya adalah campursari-shalawatan. Bukan dengan cara memutar kaset atawa kepingan CD, tetapi musiknya disajikan secara live.

Dua sindennya berhijab, duduk manis di kursi yang telah disediakan untuk mereka. Awak band campursarinya terdiri dari mas-mas berpeci. Namanya juga campursari-shalawatan, lagu-lagu yang disajikan untuk para tetamu yang datang adalah aneka jenis shalawat plus lagu religi yang sudah familiar terdengar di telinga kita. read more

Dakwah Kanjeng Sunan Kalijaga dan Uje

Uje – Ustadz Jefri al Bukhori, memang pendakwah yang fenomenal. Membaca kisahnya, kok saya teringat kisah Kanjeng Sunan Kalijaga. Keduanya sama-sama pendakwah meskipun dibedakan masa ratusan tahun, namun sepak terjang dakwah keduanya terbilang mirip. Dan yang pasti, keduanya ustadz gaul yang diidolakan banyak umat.

Kanjeng Sunan Kalijaga di masa mudanya bernama Raden Syahid, ia adalah putra Adipati Tuban di masa redupnya pamor Kerajaan Majapahit. Raden Syahid galau hati ketika menyaksikan nasib rakyat yang hidup sengsara. Diam-diam ia suka mencuri bahan makanan yang tersimpan diĀ gudang Kadipaten, lalu ia bagi-bagikan ke rakyat. Sepintar apapun ia bertindak, namun ketahuan juga oleh ayahnya. Maka ia diusir keluar Kadipaten. Justru pengusiran itu membuat Raden Syahid malah menjadi perampok. Robin Hood versi Jawa. read more