Arus balik

Bebarapa saat sebelum azan subuh tadi, saya sudah berada di rumah setelah menempuh perjalanan balik dari mudik lebaran ke Solo sebab hari ini hari pertama masuk kantor. Libur lebaran tahun ini serasa sangat singkat. Saya berada di kampung halaman, persis seminggu saja. Karena jadwal yang padat, waktu yang ada betul-betul saya manfaatkan semaksimal mungkin. Tak heran, rumah orang tua layaknya hotel saja, pergi pagi pulang malam dan di rumah hanya untuk tidur.

Arus balik Solo – Karawang pada 11 Agustus 2013 relatif lancar. Minggu pagi hingga siang, masih sempat menghadiri acara reuni. Dari rumah sudah pamitan pulang, sehingga selesai menghadiri acara reuni bablas balik ke arah Jakarta.

Kelancaran arus balik cukup tertolong karena dibukanya (rencana) tol Bawen-Ungaran yang badan jalannya baru sebagian selesai. Solo-Semarang dapat ditempuh kurang dari dua jam. Jalan utama Kendal yang biasanya jadi biang macet (saat dilakukan perbaikan jalan) lebaran tahun ini sudah bisa dilalui tanpa hambatan. Sebelum masuk Alas Roban, kami ngisi perut dulu di Soto Sedaap, sebuah warung soto di Jl. Pemuda Kendal.

Perjalanan agak tersendat di Kota Pekalongan, karena banyaknya lampu lalu-lintas. Memasuki Kota Pemalang, kendaraan dibelokkan ke jalur alternatif bagian selatan. Sebelum masuk gerbang tol Kanci Cirebon, mampir ke SPBU untuk menghangatkan perut dengan Pop Mie. Jam 10 malam memasuki tol Palikanci. Jam dua dini hari mata mulai susah diajak kompromi, saya membelokkan Kyai SX4 ke sebuah SPBU di Kota Cikampek. Padahal Kota Karawang tinggal setengah jam perjalanan. Saya tidur selama dua jam.

Karena pertimbangan libur (setelah) lebaran sangat singkat dan sebagai sopir Pantura saya nggak tangguh lagi, mudik kali ini sama seperti dua tahun lalu yaitu saya menggunakan jalur udara, sementara Kyai SX4 disusulkan ke Solo oleh Kang Ipin. Pada saat mudik kemarin, perjalanan Karawang-Solo ditempuh Kang Ipin hampir 30 jam. Cukup melelahkan, apalagi tak menggunakan sopir pengganti.

Acara mudik lebaran yang paling penting adalah bersilaturahim dengan orang tua dan kerabat sekaligus meminta doa restu kepada para sepuh dan pinisepuh sebagai sesuluh menjalani penghidupan di tanah rantau.