Cover novel Gadis Kretek sesungguhnya sudah memprovokasi saya untuk membacanya hingga tuntas dalam sekali duduk, apalagi lihat nama penulisnya – Ratih Kumala – yang juga menulis novel Kronik Betawi (2009) menjadi jaminan kalau novelnya pasti nyiamik untuk dinikmati (saya terkesan sangat dengan novel Kronik Betawi).
Saya yang bukan perokok saja seperti ikut ngêsês menikmati citarasa rokok kretek merk lokal seperti Djagad Raja, Kretek Gadis, Garwo Kulo, Merdeka, Proklamasi, tjap Boekit Klapa atau tjap Arit Merah yang dimodali oleh PKI itu. Ya, membaca Gadis Kretek seperti membaca sejarah perkembangan industri rokok kretek di Nusantara khususnya di Tanah Jawa. Betapa tidak, novel ini berlatar belakang ketika Nusantara diduduki oleh penjajahan Belanda lalu digantikan oleh Jepang hingga Indonesia Merdeka. Untuk mengenang momen kemerdekaan ini, para juragan rokok kretek, seperti Idroes Moeria menciptakan rokok Kretek Merdeka dengan gambar pejuang membawa bambu runcing, kemudian Soedjagad menciptakan rokok Kretek Proklamasi dengan gambar Bung Karno. Di zaman Partai Komunis Indonesia sedang berjaya, muncul rokok kretek tjap Arit Merah. read more