Hujan belum juga reda. Januari, kata orang, singkatan dari hujan sehari-hari. Hari menjelang sore, baru saja Mas Suryat keluar dari mushola kantornya, di kursi ujung lobby ia menemukan sosok kawannya sedang datang bertamu. Kawan lama, yang sudah dikenalnya hampir tiga belas tahun.
Mereka berjabat tangan erat, saling peluk. Mas Suryat mencium bau kecut keringat kawannya itu, lalu mempersilakan duduk kembali. Ia amati sepintas lelaki yang duduk tidak percaya diri itu. Terlihat agak kucel. Tas ransel lusuh ditaruh di depan kakinya.
“Sudah makan belum?” ini pertanyaan utama Mas Suryat jika bertemu dengan orang yang dikenalnya.
Lelaki di depan mas Suryat menggeleng. Jujur betul orang ini. Mas Suryat mengajak kawannya itu pergi ke lantai bawah menuju kantin. read more