Teori relativitas

Saya tak hendak ngomongin teori relativitas milik Albert Einstein, wong saya nggak mudeng babar blas mengenai teori tersebut meskipun rumusnya sering ditulis secara sangat sederhana, E = mc2. Apalagi kalau diurai lagi menjadi teori relativitas umum dan khusus, makin nggak mudeng deh.

Bagi saya, teori relativitas itu sesungguhnya sangat cocok digunakan untuk memandang suatu persoalan hidup di dunia ini. Orang Jawa sudah punya filsafat agung tentang hal ini yakni urip kuwi sakjane mung sawang-sinawang. Kalau dikaitkan dengan rumus E = mc2 , emung cawang-cinawang! read more

Antara Joko Tingkir dan Joko Widodo

Antara 1505 – 1549:

Joko Tingkir adalah putra Kebo Kenanga yang masih keturunan Majapahit. Desa Pengging – yang dipimpin oleh Ki Ageng Pengging nama lain Kebo Kenanga, menjadi duri bagi Kerajaan Demak Bintoro, sebuah kerajaan baru dengan sistem pemerintahan yang dikendalikan melalui Dewan Wali. Ki Ageng Pengging tak mau tunduk kepada pemerintahan yang dipimpin oleh Raden Patah tersebut, sehingga Dewan Wali memutuskan agar Ki Ageng Pengging dibunuh saja.

Trah Majapahit generasi terakhir ingin kembali merebut kekuasaan Demak, dengan cara menggembleng Joko Tingkir menjadi ksatria pilih tanding yang kelak dapat duduk di puncak kekuasaan. Syahdan, Joko Tingkir berhasil masuk ke jantung kekuasaan Demak dengan cara mengawini anak perempuan Sultan Trenggono, raja Demak ketiga. Tidak serta merta berhasil seperti itu, sebab skenario sudah dirancang dengan cermat. read more

Pilih mana atau pilih nama?

Pada puncak musim rambutan banyak pedagang melakukan obral. Harga dibanderol sepuluh ribu tiga ikat, sementara di awal musim ketika orang-orang pada ngiler pengin rambutan sepuluh ribunya dapat dua ikat. Musim rambutan hampir usai, obral masih dilakukan apalagi untuk rambutan yang mulai teronggok layu.

Musim rambutan belum sepenuhnya berlalu, muncul musim kampanye pileg. Aneka model kampanye dilakukan untuk menarik simpati publik. Model kampanye tak jauh berbeda dengan pelaksanaan kampanye lima tahun lalu. Mereka melakukan orasi di lapangan dengan menampilkan dangdut seronok.

Kampanye gaya baru juga bermunculan, tetapi tetap saja bukan kampanye menjual ide. Mereka tetap menggalang massa, tetapi tidak berjoget sambil nyawer sinden dangdut koplo. Mereka menggelar mancing bersama, ngecat rumah-rumah penduduk, blusukan ke pasar dan terminal, bahkan kalau perlu jadi tukang pijit tak mengapa. Lima tahun sekali ini. read more