Mungkin sudah menjadi sifat dasar manusia, ketika jalan hidupnya pada posisi mentok ia akan mengingat Gusti Allah. Ia akan melibatkan Gusti Allah di dalam persoalan yang sedang dihadapinya. Hal ini sangat berlawanan ketika ia pada keadaan enak, (seolah-olah) melupakan Gusti Allah. Dalam bahasa agama disebut sebagai orang yang kufur nikmat.
[1]
Dua kontestan pemilihan penyanyi idola masuk dalam perolehan SMS terendah. Oleh pembawa acara, mereka diminta berdiri berdampingan di tengah panggung. Suasana dibuat sedemikian tegang, mulai kalimat-kalimat yang meluncur dari mulut si pembawa acara, tata-cahaya panggung hingga irama musik pengiringnya. Mereka bergandengan tangan dengan mimik wajah yang tegang, menunggu siapa yang akan dieliminasi oleh juri.
Perhatikan bibir kedua kontestan tersebut. Mereka dremimil, melafazkan doa-doa. Wahai Tuhanku, semoga Engkau memihak kepadaku, sehingga aku lolos dari eliminasi ini. Sudah banyak kebaikan yang aku buat, jadikan itu semua menjadi tiketku mendapatkan kebaikan hati-Mu. Barangkali ini menjadi kali pertama bagi mereka berdoa demikian khusuk. read more