Hobi bapak

Saya mengenal burung merpati karena bapak pecinta burung merpati. Di era tahun 80-an, memelihara burung merpati sudah tren di kampung kami. Seingat saya, burung merpati peliharaan bapak ada puluhan, beberapa di antaranya menjadi kesayangan bapak. Bagi merpati yang disayang, oleh bapak diberi kalung dan sesekali dilatih terbang jauh dan tinggi. Tak lupa, ia menyematkan sawangan – sejenis peluit yang dipasang di pangkal ekor burung merpati. Jika burung tersebut melesat, peluit akan nyaring berbunyi. read more

Teladan ayah

KA Senja Utama Solo baru saja selesai lansir di Jalur 3 Sta. SLO. Penumpang bergegas naik ke dalamnya, meskipun keberangkatan masih sekitar 30 menit lagi. Saya termasuk penumpang yang gasik masuk gerbong, secara saya ingin segera menaruh barang bawaan di bagasi dan menikmati kopi item yang saya beli sebelum check in tadi. Perjalanan saya kali ini kembali ke KW,  setelah tetirah sekaligus ngalap berkah dari ibu dalam paket 2D1N.

Sesekali saya menyaksikan para penumpang mencari posisi bangku masing-masing. Terlihat seorang pria membawa sepasang anak lelaki kembar, berumur sekitaran 8 atau 9 tahun. Mereka duduk di bangku nomer A-B-C di depan saya. read more

Nglaras rasa

Tiga minggu lalu saya menengok ibu sekaligus nyekar ke makam bapak – tentu saja juga ke makam simbah, secara bulan sudah masuk Ruwah, menjadi adat orang Indonesia menengok dan mendoakan para marhum sebelum masuk bulan Puasa.

Selepas subuh saya berangkat ke makam. Sepulang nyekar saya duduk di balai kayu bikinan tangan bapak, yang terletak di teras rumah. Ibu telah membuatkan kopi hitam dan ubi goreng sebagai kudapan yang ditaruh di balai kayu tersebut.

Matahari belum juga meninggi. Pagi-pagi duduk di teras, menyeruput kopi dan tidak melakukan apa-apa. Hmm, sebahagia inikah menjadi seorang pensiunan? read more