Jadi Caleg Kok Tidak Pede

Salah satu pemandangan yang jamak saya lihat sepanjang perjalanan ke kantor adalah berjejernya spanduk, poster dan baliho gambar-gambar caleg yang akan berebut kursi legislatif di tahun 2009. Kalau saya amati, slogan-slogan mereka hampir seragam. Berjuang untuk kepentingan rakyat, bahkan ada beberapa caleg yang pernah duduk di periode sebelumnya menjual “kemiskinan” rakyat. Lha, pada saat mereka menjadi pengambil keputusan dan kebijakan apa yang mereka perjuangkan untuk rakyat? 

Berbagai macam gaya dapat kita saksikan di sana. Ada yang tersenyum, ada yang termenung (caleg ini menyangga dagunya, wajah tidak melihat ke kamera), ada juga yang tegang. Untuk saat-saat sekarang masih saya lihat beberapa ucapan “selamat idul fitri 1429 H” dan ditambahi embel-embel di belakang kalimat itu, mohon doa restu untuk maju jadi caleg, dengan menyebutkan nama dan daerah pilihan mereka. 

Kalau saya amati lebih jauh, para caleg ini rupanya kurang pede, entah karena tidak mampu atau tidak dikenal masyarakat luas. Foto atau gambar mereka tidak sendirian, tetapi dengan background gambar seorang perempuan berbadan makmur. Barangkali mereka akan mengatakan, ini loh saya, didukung oleh tokoh yang fotonya ada di belakang saya. 

Ya, tidak apa-apa sih. Tapi rakyat pasti sudah cerdas dalam memilih wakilnya, siapa yang layak duduk mewakili mereka di legislatif nanti. Seleksi alam akan berlaku pada Pemilu 2009.