Hobi bapak

Saya mengenal burung merpati karena bapak pecinta burung merpati. Di era tahun 80-an, memelihara burung merpati sudah tren di kampung kami. Seingat saya, burung merpati peliharaan bapak ada puluhan, beberapa di antaranya menjadi kesayangan bapak. Bagi merpati yang disayang, oleh bapak diberi kalung dan sesekali dilatih terbang jauh dan tinggi. Tak lupa, ia menyematkan sawangan – sejenis peluit yang dipasang di pangkal ekor burung merpati. Jika burung tersebut melesat, peluit akan nyaring berbunyi.

Suatu ketika saat uang dapur ibu menipis, bapak memilih beberapa ekor burung merpatinya lalu memasukkan ke dalam kandang jinjing dan menyuruh saya menjual burung tersebut ke Pasar Widuran Solo. Saya bersama adik saya naik bus, nanti turun di sekitar SMA Warga terus jalan kaki ke Pasar Widuran.

Saya tak ingat, berapa hasil penjualan burung merpati hari itu. Tetapi yang saya ingat, bapak sering meminta kami membawa burung merpati ke Pasar Widuran, hingga merpati di kandang jumlahnya makin menipis. Lalu habis.

***

Pernah juga bapak beternak burung puyuh. Meskipun punya jejuluk sebagai burung, puyuh tidak bisa terbang. Tidak semua burung itu bisa terbang. Puyuh merupakan jenis unggas, telurnya mempunyai nilai jual yang tinggi. Saya tidak tahu persis, dari mana ide bapak memelihara puyuh.

Kata bapak, beternak puyuh itu gampang. Dan benar saja, puluhan ekor puyuh yang dipelihara bapak bertelur saban harinya. Selain memberikan vitamin yang dicampur dalam air minum puyuh, pakan yang diberikan pun bernutrisi. Kebetulan tetangga kami membuka gerai “Omega Poultry” sebuah toko pakan ternak. Nanti ketika ada puyuh yang tidak produktif lagi, dagingnya kami konsumsi untuk lauk makan sehari-hari.

Segala sesuatu pekerjaan kalau hanya dilakukan secara iseng saja, alih-alih serius, maka tidak akan berkembang bahkan berhenti sama sekali. Seperti halnya ketika memelihara puyuh, lama-lama puyuh habis dan kandangnya kosong melompong.

Bapak sudah punya hobi yang baru.

***

Belum sebulan menikmati masa pensiun, suatu pagiĀ  bapak membuat galian di halaman rumah. Batu-bata, pasir dan semen sudah tersedia di sana. Kami menduga bapak membuat septic tank baru, sebab beberapa hari sebelumnya ia menggerutu kalau septic tank di sisi timur rumah sepertinya sudah mulai penuh. Tapi kalau benar bapak membuat septic tank baru, kenapa posisinya jauh dari septic tank yang lama?

Oh, bukan. Bapak sedang membikin kolam lele. Pantas saja ia memilih tempat dengan pencahayaan cukup gelap, sebuah habitat yang disukai lele. Kelak, bapak sempat menikmati sekali panen lele.

Setelah itu, seperti yang sudah-sudah, bapak punya hobi yang baru lagi.