Tanpa kaca mata

Punya mata normal kembali sangat membahagiakan. Alkisah, karena faktor usia mata yang lebih dari setengah abad, kedua mata saya terkena katarak. Lensa mata keruh – yang pada saat terpejam saya bisa menyaksikan aneka bentuk benda asing ukuran mini melayang-layang di sana.

Karena lensa keruh maka penampakan pandangan mata seperti berkabut dan jika malam hari sedang berkendara, sorotan lampu dari mobil depan yang bersimpangan sangat menyilaukan mata. Dengan alasan itu saya menghindari perjalanan panjang di malam hari, lebih memilih berkendara di siang hari. read more

Insiden di parkiran CGK

Sabtu, 14 Mei 2022

Hari ini untuk pertama kali saya berkunjung ke bandara lagi paska Pemerintah mengumumkan adanya pandemi Covid. Kunjungan kali ini saya mengantar 2 anak perempuan yang mau pakansi karena 3 hari ke depan merupakan libur tanggal merah. Saya turunkan mereka di terminal keberangkatan, dan saya menuju parkiran.

Memasuki area parkir Bandara CGK dengan cara nge-tap kartu elektronik – nanti saat keluar kita juga akan nge-tap kartu tersebut di mana pembayaran dilakukan dengan cara memotong saldo kartu elektronik tersebut, saat itu saya menggunakan e-toll. Kartu saya selipkan di salah satu ruang di tas selempang saya. read more

Membaca buku (lagi)

Jauh sebelum pandemi, saya senang membeli dan menumpuk buku. Satu alasannya: nanti akan saya baca di saat pensiun! Meskipun waktu itu belum pensiun, saya tetap membaca beberapa buku yang tertumpuk di lemari buku hanya saja intensitas waktu membaca saya masih kalah dibandingkan dengan membuka ponsel pintar. Sungguh merugi yang sangat besar bagi manusia yang menyia-nyiakan waktunya.

Saat membuka ponsel tersebut, sebenarnya hal yang saya lakukan tersebut hanya menghabiskan waktu dan seringnya saya tak mendapatkan apa-apa: mengintip status WA orang, nonton tiktok-an yang tidak jelas, atau nonton potcast-an di yutub. Kalau baca berita di media online sering saya skip karena tulisan beritanya tertutup oleh iklan. Begitu berulang-ulang. read more