Buku-buku ibuku

Serial Cerita Pemilik Bulan Juli #4

Saya menyadari kalau ibu suka membaca sejak saya sekolah di tingkat SD dulu. Ia suka berpesan supaya saya atau adik-adik saya pinjam buku di perpustakaan sekolah dan ibu akan ikut membaca buku yang kami pinjam tersebut.

Kebiasaan suka membacanya berlangsung hingga sekarang. Ia tak memilih jenis bacaan, apa pun ia baca. Saat ini ia mengoleksi beberapa buku tebal di lemarinya, yang semuanya telah rampung ia baca. Kami – anak-anak ibu – yang memasok buku bacaan kepadanya.

Ia sendiri tak berpendidikan tinggi, hanya sampai level SMP saja. Ia dulu sekolah di SKP, Sekolah Kepandaian Putri. Tak hanya sekedar membaca, namun ia memahami isi buku tersebut. Satu hal yang membikin saya terkejut ketika ia menceritakan buku-buku Ali Audah seri Nabi Muhammad dan keempat sahabatnya pada suatu kesempatan. Rupanya khusus untuk buku Nabi Muhammad ia bahkan membaca ulang. read more

Diculik jin#1

Di pertengahan 1993, waktu itu saya bekerja di sebuah perusahaan HPH yang lokasinya di jantung Borneo, sebagai Kasi Perencanaan dan Pemetaan. Seingat saya, untuk menuju camp di tengah hutan – tempat sehari-hari saya bekerja, ditempuh sekitar 8 jam dari Kota Puruk Cahu (di tepi S. Barito) dengan mengendarai jip Toyota Hartop atau seharian jika menyusuri Sungai Murung. Jangan dibayangkan jalan beraspal mulus ya, waktu itu masih berupa jalan tanah yang juga dipakai sebagai jalur logging truck.

Pekerjaan saya berdasarkan dari Laporan Hasil Cruising yakni hasil pengolahan data pohon dari pelaksanaan kegiatan timber cruising pada petak kerja tebangan yang memuat nomor pohon, jenis, diameter, tinggi pohon bebas cabang, dan taksiran volume kayu. Seingat saya, 1 petak kerja berukuran 1 km2 yang disurvei oleh 1 regu timber cruising selama 2 minggu. Ya, kegiatan timber cruising mesti masuk dan menginap di dalam hutan selama 2 minggu! read more

Bidadari Depresi

Orang bijak pernah mengatakan jangan menilai buku dari sampulnya, ungkapan ini untuk mengibaratkan kalau menilai seseorang jangan dari luarnya, harus mengenal bagian dalamnya: sifat dan wataknya. Tapi bagaimana kalau buku itu dari judulnya saja tidak menarik, covernya biasa-biasa saja dan dibungkus plastik lagi, untuk sekedar mengintip daftar isinya saja susahnya bukan main. Sementara komentar dari orang-orang terkenal, katanya buku itu sangat bagus isinya. Apa iya langsung percaya saja kata orang-orang itu, lalu kita membeli bukunya?

Untuk mengenal orang lain lebih dalam, mau tidak mau kita harus bergaul dan berkomunikasi dengannya. Jangan percaya pada kesan pertama yang bisa positif atau negatif, tetapi begitu mengenal lebih dekat ternyata ia merupakan teman yang sangat menyenangkan atau bahkan menyebalkan. read more