Senin menyiksa

Hari senin kemarin, saya harus menghadiri acara internal workshop di Jakarta jam 09.30 WIB. Pergi ke Jakarta di hari kerja rasanya sudah trauma dengan kemacetannya, apalagi ini di hari senin yang juga hari pertama setelah liburan panjang Imlek.

Jarak Karawang – Jakarta lewat tol sekitar 60 km, yang secara normal mestinya dapat ditempuh dalam waktu satu jam. Tapi ini ke Jakarta, bung! Waktu tempuhnya susah diprediksi. Maka, saya rencanakan berangkat dari Karawang jam 5.30 WIB. Nekjika nanti tiba di tempat acara kepagian nggak apa-apa, toh setidaknya saya masih ada waktu untuk nyarap dan ngopi.

Kali ini saya nggak nyetir sendiri. Tinggal duduk manis di dalam mobil. Suasana tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta relatif padat, banyak mobil yang mungkin habis dari luar kota setelah liburan Imlek. Selama perjalanan, saya manfaatkan untuk tidur. Rasanya, saya tidur lama sekali. Saya tengok arloji, memang benar saya sudah tidur dua jam. Tapi kok masih di Bekasi? Macetnya tol memang parah. read more

Siaga (menunggu) banjir

Hujan pertengahan Januari ini sedang lucu-lucunya. Ia tak tahan jika hanya menggantung sebagai sekar langit, maka ia memilih menjadi rinai yang membasahi bumi. Hujan adalah anugerah. Hujan deras berarti anugerah Tuhan banyak sekali diberikan kepada umat manusia di bumi.

Bumi seakan tak mampu menampung curahan air hujan, sebab tempat cekungan habis sudah, ia mengalir ke tempat datar dan merangkak ke tempat yang tinggi. Coba dengarkan dendang bidadari yang tinggal di hamparan pelangi: serba dingin dan anyeb, lantai, karpet, kasur, bantal, dan sofa… kecuali di atas kompor. read more

Badai bulan Desember

Malam tahun baru kali ini terasa istimewa bagi saya. Bukan karena saya merayakan pergantian tahun, yang seumur-umur saya belum pernah sengaja lek-lekan hanya untuk menunggu detik-detik pergantian tanggal dari 31 Desember menjadi 1 Januari, lalu meniup terompet dan kemudian saling memberi ucapan selamat tahun baru. Istimewanya malam ini karena sejak matahari menuju senja tadi, hari telah berganti dari Selasa Wage menjadi Rabu Kliwon.

Ya, tanggal 1 Januari 2014 besok tepat berada di Rabu Kliwon, weton saya. Saban malam weton, saya akan lek-lekan – setidaknya hingga dua pertiga malam – untuk diam sejenak mensyukuri hidup yang telah diberikan oleh Gusti Allah kepada saya. Padha gulangen ing kalbu, ing sasmita amrih lantip, aja pijer mangan nendra, kaprawiran den kaesthi, pesunen sariranira, sudanen dhahar lan guling.1 Mungkin malam ini saya nggak akan begitu khusyuk dalam diam, karena bisa jadi akan terdengar aneka bunyi terompet dan kembang api mercon tahun baru yang saling bersahutan. read more