Lepis kesayangan

Lepis kesayangan saya mereknya Levi Strauss, nomer seri 512 [masih sayang uang kalau mau beli yang 501] ukuran 32. Ia sudah berumur lima tahunan. Buluk, makin enak dan nyaman kalau dipakai. Meskipun saban hari saya bercelana berbahan lepis, celana kesayangan itu cuma saya pakai kalau pas hari Jumat saja. Pas di hari krida tersebut, saya nggak begitu sungkan kalau mau berpakaian agak slengekan dikit. Seringnya, lepis yang ini bablas saya pakai hingga hari Minggu.

Kenapa disebut lepis kesayangan?

Alasan utamanya ya seperti yang saya sebut di depan tadi: enak dan nyaman dipakai. Saking sayangnya, ternyata, saya sangat sering memakainya ke mana-mana. Hal ini saya sadari ketika membuka album foto. Beda momen, beda tempat dan beda waktu, celana lepisnya ya itu -itu saja. Seperti punya celana lepis cuma satu doang.

Arkian, hampir setahun lepis tersebut tersimpan rapi di tumpukan celana paling bawah. Dengan sangat terpaksa saya tak memakainya lagi. Bukan karena sudah sobek atawa rusak, tetapi ukuran 32-nya nggak mampu lagi berkompromi dengan ukuran lingkar perut saya. read more

Cepat kurus dengan OCD

Sudah dua minggu ini saya punya kegiatan baru, yakni jogging dua kali seminggu pada hari Selasa dan Jumat. Adalah Pak Bos yang punya gagasan tentang kegiatan jogging tersebut. Di salah satu areal tempat kerja saya terdapat sebuah kolam penampungan air yang nantinya akan diolah menjadi air industri, di mana pada tanggulnya sudah rimbun oleh aneka pepohonan [lihat foto di sebelah – thank to pak Alex].

Di antara pepohonan tersebut dibuat jogging track. Meskipun matari sedang terik-teriknya, melewati jogging track tetap terasa sejuk. Jogging dilakukan beramai-ramai, dimulai sekitar jam 7 pagi. Sambil jogging, ternyata banyak timbul ide-ide segar yang bisa dibawa pada sesi meeting rutin setelah kegiatan jogging. read more

Jl. HM Soeharto

Kontroversi hati pemberian nama sebuah jalan dengan nama Soeharto, sudah mereda belum ya, soalnya saya mau ikut-ikutan nimbrung tentang hal itu. Saya sih nggak sependapat nekjika jalan di sekeliling Monas itu diganti namanya. Biarkan saja tetap bernama Jl. Merdeka Utara, Jl. Merdeka Timur, Jl. Merdeka Selatan dan Jl. Merdeka Barat. Biarkan jalan-jalan tersebut tetap MERDEKA dari segala penjuru mata angin.

Lha terus nama Sukarno, Hatta, Soeharto dan Ali Sadikin akan disematkan di jalan mana? Kalau mau tetap mau di ibukota, bisa tuh memberikan nama ruas tol yang berseliweran di Jakarta dengan nama-nama tokoh tersebut. read more