Kontroversi hati pemberian nama sebuah jalan dengan nama Soeharto, sudah mereda belum ya, soalnya saya mau ikut-ikutan nimbrung tentang hal itu. Saya sih nggak sependapat nekjika jalan di sekeliling Monas itu diganti namanya. Biarkan saja tetap bernama Jl. Merdeka Utara, Jl. Merdeka Timur, Jl. Merdeka Selatan dan Jl. Merdeka Barat. Biarkan jalan-jalan tersebut tetap MERDEKA dari segala penjuru mata angin.
Lha terus nama Sukarno, Hatta, Soeharto dan Ali Sadikin akan disematkan di jalan mana? Kalau mau tetap mau di ibukota, bisa tuh memberikan nama ruas tol yang berseliweran di Jakarta dengan nama-nama tokoh tersebut.
Sukarno dan Hatta sebagai tokoh pendiri negara bisa diabadikan pada sebuah jalan di mana mereka dulu pernah diasingkan/dibuang oleh Belanda di jaman pra kemerdekaan seperti di Ende, Bengkulu, Brastagi atawa Bangka.
Bagaimana dengan nama Soeharto? Ada banyak pilihan juga. Pak Harto yang pernah jadi Bapak Pembangunan, namanya cocok untuk dipakai di jalan mana pun di pelosok negeri.
Kalau tetap ditolak pripun, mbak Bro?
Arkian, di lereng Gunung Lawu terdapat sebuah wilayah yang bernama Matesih. Kecamatan Matesih masuk dalam wilayah Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Berada di lereng G. Lawu, udaranya sangat sejuk. Di sana mengalir sungai Samin yang jernih dengan bebatuan andesit yang elok bentuknya, membelah Matesih.
Di sana berdiri dengan megah Astana Giri Layu dan Astana Giri Bangun. Astana Giri Layu adalah makam para raja Mangkunegara Surakarta Hadiningrat, sedangkan Giri Bangun tempat makam Pak Harto dan Ibu Tien. Kedua tempat ini terkenal sebagai tempat Wisata Ziarah. Untuk menuju ke dua tempat Wisata Ziarah tersebut akan melalui jalan yang berkelok, mulus, dan berpandangan alam yang indah dari atas gunung.
Jalan utama Matesih hingga ke Astana Giri Bangun rasanya pas kalau dinamai Jl. HM Soeharto.
Mas, nama tokoh level dunia kok hanya disematkan di tingkat lokal sih? Oh, masih ada alternatif nih. Nanti, jika ibukota RI jadi dipindahkan ke kota lain, bikinlah jalan yang super-lebar, ruasnya mengelilingi Istana Negara, masing-masing jalan diberi nama Jl. Sukarno, Jl. Moh. Hatta, Jl. Soeharto dan satu lagi Jl. Abdulrahman Wahid.