Lelaki sepuh berbalut jubah serba putih itu tersenyum pada saya, dan kami saling berpelukan. Dua sahabat lama berjumpa lagi.1 Gajah Mada yang selama ini seperti hilang ditelan bumi paska peristiwa Perang Bubat, kini muncul di kapal yang saya tumpangi menuju Tiongkok.
“Ke mana saja kau selama ini, kakang Mada?”
“Aku tidak ke mana-mana. Aku sengaja mundur dari hingar-bingar perpolitikan Majapahit. Biarlah anak-anak muda yang kini menggerakkan Majapahit.”
“Tapi, kenapa kakang Mada muncul di kapal ini? Hendak ke mana?”
“Aku ingin pergi ziarah ke wilayah Mongol negeri leluhurku sebelum raga ringkihku ini menyatu dengan bumi.” read more