Pulang dari Pemakaman Teman

: Wyslawa Szymborska

Yang pakai jas hitam ngoceh tentang proyeknya yang belum jelas berhasil-tidaknya meskipun jagoannya menang dalam adu sms melawan capres saingannya di pemilu sebuah Republik Demokratik Nusantik.

Yang sarungnya palekat tidak mau diajak istrinya mampir ke “Mal Firdaus” khawatir jangan-jangan ular yang suka melet-melet itu masih menjulur-julurkan lidahnya di atas onggokan buah apel impor di sana.

Yang tadi berpidato sambil sesenggukan atas nama keluarga si mati dengan sabar mengelus-elus kepala anak laki-lakinya yang sejak datang tak henti-hentinya bikin ribut minta pulang kebelet main game petak umpet dalam gadget yang kemarin dibelinya.

Yang pakai sepatu kets loncat-loncat kecil sambil nyengir becerita kepada yang pakai celana ketat tentang boss-nya yang ragu-ragu mau memindahkannya dari bagian basah ke bagian kering sebab khawatir kalau nanti kena demo anak buahnya. read more

Bambang Sukodok mencuri cinta Peri Sungai

Kemarau panjang sembilan belas bulan berakhir sudah. Warna biru langit mak prepet berubah menjadi kelabu, mendung menebal dan tak perlu waktu lama hujan turun seperti dicurahkan dari langit. Tanah gersang menyerap air demikian cepat, tetapi hujan tak putus asa. Ia tetap bersetia membasahi bumi.

Seekor kodok selama musim ketiga yang panjang tak mau jauh-jauh dari aliran sungai. Ia telah mendapatkan liang yang nyaman sebagai tempat tinggalnya. Hujan deras yang telah lama dinantikan ia sambut dengan hati riang gembira.

Ia meloncat ke sana ke mari mengejar titik rintik hujan, sementara mulutnya nyaring menyanyikan sebuah lagu. Hujan disambut sukacita oleh semua makhluk ciptaan Tuhan. Hujan telah mendamaikan hati yang gersang. read more

Cinderella wirang

Bunda Peri datang tiada terduga dan hal itu menyebabkan Cinderella sangat terkejut. Sejenak ia merasa ketakutan, namun setelah Bunda Peri memberikan senyuman termanisnya, Cinderella bernafas lega.

“Kamu jangan bersedih anakku. Dengan tongkat ajaibku, dapat membuatmu mendadak menjadi puteri jelita dan pergilah ke pesta yang diadakan oleh Putera Mahkota,” titah Bunda Peri.

“Bisakah gadis dapur sepertiku menjadi jelita, Bunda Peri?” tanya Cinderella tidak percaya.

Dalam sekejap, Cinderella malih rupa menjadi puteri nan jelita. Ia lalu bercermin dan tak memercayai apa yang dilihatnya kini: benarkah ini diriku? read more