[1]
Hayam Wuruk, raja Majapahit yang masih bujangan itu ingin punya permaisuri. Kriteria yang ia tetapkan, istrinya mesti cantik, setidaknya secantik Supraba – bidadari yang bersemayam di Kahyangan Jonggringsaloka sana. Maka, ia sebarkan telik sandi dan pelukis ke seluruh antero Nusantara untuk mencari gadis seperti idaman raja junjungan rakyat Wilwatikta itu.
Adalah Sungging Prabangkara pelukis andalan istana Majapahit menjejakkan kaki di Tanah Sunda. Ia menemukan seorang gadis yang cantiknya membuat cemburu para bidadari. Gadis itu anak perempuan Raja Sunda. Dyah Pitaloka Citraresmi namanya. Tak mau menyia-nyiakan waktu, Sungging Prabangkara menuangkan kecantikan Pitaloka ke kanvas dan mengirimkannya kepada Hayam Wuruk.
Raja Majapahit jatuh cinta kepada sosok yang dilukis oleh Prabangkara. Maka ditetapkanlah hari bertemunya dua pengantin yang berasal dari Kerajaan Sunda dan Kerajaan Majapahit. read more