Kemarahan ibu

Senja hampir menabrak malam. Pintu bilik Retna Manggali masih tertutup rapat. Dari luar bilik terdengar sedu-sedan tangis perawan Desa Jirah yang mengurung diri sejak ia pulang mencuci pakaiannya di sungai pinggir desa. Beberapa kali ibunya mengetuk pintu, alih-alih mendapatkan jawaban dari anaknya, Retna Manggali semakin keras tangisnya. Perempuan setengah tua yang wajahnya masih menyisakan banyak kecantikan itu menghela nafas. Ada apa dengan anak perempuanku?

Ia pergi ke dapur untuk memanasi sup ayam kesukaan Retna Manggali. Perempuan setengah tua itu tak lain adalah Calon Arang, di mana beberapa kalangan memberikan julukan padanya sebagai Janda dari Jirah, dengan bernada sinis. Entah apa maksud orang-orang memanggilnya demikian, apa salahnya ia menjadi seorang janda? Toh, bukan keinginannya kalau ia ditinggal mati oleh suaminya.

Dengan lembut kembali ia memanggil anak gadisnya. Retna Manggali luluh hati, keluar bilik dengan mata sembab. Begitu melihat ibunya, ia memeluk erat dengan masih tersedu. read more

Damarwulan bejo

Masa muda Damarwulan ngenes betul. Ia anak seorang mantan pejabat Majapahit, namun hidup di kampung bersama kakek dan ibunya yang sudah janda ditinggal mati oleh suaminya yang pejabat Majapahit itu. Dari pada di kampung luntang-lantung tak ada kerja, kakeknya menyarankan agar ia mengabdikan diri kepada Patih Logender di Kotapraja Majapahit yang masih terhitung pamannya sendiri.

Meskipun Damarwulan itu keponakan, Patih Logender memperlakukan Damarwulan seperti pembantu. Patih Logender sebagai pejabat Majapahit hidupnya serba kecukupan. Ia punya tiga orang anak, dua laki-laki yakni Layang Seta dan Layang Kumitir dan si bungsu perempuan cantik bernama Anjasmara. Seta dan Kumitir benci sekali kepada Damarwulan, sedangkan Anjasmara diam-diam mencintai Damarwulan yang ganteng. Karena sayangnya kepada anak bungsunya, Patih Logender dengan terpaksa mengawinkan Anjasmara dengan Damarwulan. Ah, mirip cerita di sinetron-sinetron kita gitu deh. read more

Bunda Cleo

Perempuan molek yang estewe itu biasa dipanggil para sahabatnya dengan sebutan Bunda Cleo.

Nama lengkapnya Cleopatra binti Auletes, lahir tahun 69 SM. Ia anak ketiga raja Mesir Auletes yang bergelar Ptolemy XII. Waktu ia masih berumur 12 tahunan pernah menemani ayahnya dalam dinas kenegaraan ke negeri Roma. Misi utamanya adalah melakukan perjanjian utang-piutang dengan Kerajaan Roma. Di dalam misi tersebut, Cleo yang masih imut itu belajar berpolitik kepada ayahnya.

Saat pergi ke Roma yang ditemani oleh Cleo kecil, tahta Ptolemy XII dikudeta oleh anak sulungnya, Tryphaena, yang tak lain adalah mbakyu kandungnya Cleo. Situasi Mesir makin kacau ketika adik Tryphaena yang bernama Berenice merasa punya hak atas tahta kerajaan. Ia pun membunuh Tryphaena.

Ptolemy XII pulang ke Mesir mendapati kalau tahtanya sudah jatuh ke anak keduanya, maka dengan bantuan tentara Roma ia merebut kembali tahta dan membunuh Berenice. Pada usia 18 tahun, Cleo ditinggal mati ayahnya. Mestinya, tampuk kekuasaan Mesir jatuh ke tangan Cleo. Namun, karena akal-akalan seorang sengkuni kerajaan, Cleo diusir keluar keraton. read more