Bima Bungkus: Kisah lahirnya Bima

Pagi yang sangat cerah di hari sabtu, di sebuah teras rumah nan asri penuh dengan tanaman hijau dan bunga warna-warni, sepasang anak-ayah sedang bercengkerama, sesekali mereka bercanda. Anak tampan berusia sekitar sepuluh tahun itu bernama Gatotkaca, sedangkan si ayah yang berperawakan tinggi besar, tubuh gagah  dengan suara menggelegar adalah Bima alias Werkudara alias Bratasena. read more

Satu Jam Lebih Jauh dengan Arjuna

Hall studio televisi di bilangan segitiga emas Madukara gegap gempita. Semua kursi penuh terisi penonton acara Satu Jam Lebih Jauh dengan Arjuna. Ya, Arjuna memang idola. Wajah tampan dan kecerdasan di atas rata-rata membuatnya makin moncer saja. Apalagi berbagai ketrampilan ia kuasai, baik strategi perang maupun olah asmara. Arjuna jagonya.

Malam itu acara Satu Jam Lebih Jauh akan disiarkan secara langsung, sehingga konsekuensinya tidak ada sensor maupun edit. Pembawa acara, yang tak lain adalah Dewi Supraba – yang kemolekan tubuh dan kecantikannya membuat iri para perempuan dunia WayangSlenco dan para bidadari di kahyangan sana – sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sengaja dibuat untuk menggali lebih dalam siapa itu Arjuna. read more

Testimoni Burisrawa

Setelah kejadian di kamar Sembadra, Burisrawa berlari selari-larinya. Burisrawa mengutuk dirinya sendiri. Ia malu untuk pulang ke Mandraka. Hal ini nantinya membuat Burisrawa terserang depresi akut. Ia bersembunyi di sebuah negeri yang cukup aman.

Meskipun demikian, Burisrawa tetap saja tidak tenang, karena hampir setiap saat ia mendengar dan membaca berita tentang dirinya. Berita yang sangat buruk: ia dituduh memperkosa dan membunuh Sembadra. Ia juga diuber-uber oleh kerabat Sembadra, siapa lagi kalau bukan anak-anak Werkudara: Antareja dan Gatotkaca.

Dari tempat persembunyiannya, Burisrawa membuat sebuah blog untuk menuliskan semacam pledoi untuk menepis tuduhan terhadap dirinya yang berkembang akhir-akhirnya ini. Mau tahu isinya?

Saya Burisrawa, anak dari Prabu Salya dan Dewi Setyawati1. Saya sampai saat ini masih aktif sebagai anggota legislatif Negeri Hastina dari Partai Pecah nDhase. Saya bukanlah seorang penulis, namun pembusukan karakter terhadap diri saya belakangan yang nggak terkira membuat saya memanfaatkan blog ini untuk menuliskan testimoni berupa curhat colongan. Bukan sebagai bentuk perlawanan saya.

Dalam testimoni seri pertama ini, ingin saya tegaskan bahwa apa yang menimpa saya hari ini, telah membuat banyak orang bersorak gembira. Merekalah sesungguhnya diuntungkan. Mereka itu siapa? Ya, mereka yang naksir kepada Sembadra yang cantiknya poll itu.

Teriakan pertama mereka bisa jadi seperti ini: rasain lu Burisrawa!

Dalam gurauan sesama anggota legislatif Negeri Hastina, saya pernah mendengar selentingan, jika ingin menghancurkan Pecah nDhase, maka bidiklah Burisrawa. Maklum, saya diprediksikan akan menjadi pahlawan di perang Bharatayuda nanti2. Maka nggak berlebihan setelah saya mengalami tudingan bertubi-tubi, menjadi terang-benderang bahwa segalanya ini memang menjadi sebuah skenario yang sudah direncanakan. read more