Satu Jam Lebih Jauh dengan Arjuna

Hall studio televisi di bilangan segitiga emas Madukara gegap gempita. Semua kursi penuh terisi penonton acara Satu Jam Lebih Jauh dengan Arjuna. Ya, Arjuna memang idola. Wajah tampan dan kecerdasan di atas rata-rata membuatnya makin moncer saja. Apalagi berbagai ketrampilan ia kuasai, baik strategi perang maupun olah asmara. Arjuna jagonya.

Malam itu acara Satu Jam Lebih Jauh akan disiarkan secara langsung, sehingga konsekuensinya tidak ada sensor maupun edit. Pembawa acara, yang tak lain adalah Dewi Supraba – yang kemolekan tubuh dan kecantikannya membuat iri para perempuan dunia WayangSlenco dan para bidadari di kahyangan sana – sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sengaja dibuat untuk menggali lebih dalam siapa itu Arjuna.

~oOo~

Supraba: Wow, saya senang sekali Anda bisa hadir di acara ini. Apa kabar Pak Arjuna.

Arjuna: Kabar baik sekali. Saya ingatkan, jangan panggil saya Pak, lebih akrab jika dipanggil dengan sebutan Mas saja. Oke, cantik?

Supraba: Baik.. baik.. Begini Mas Jun, bisa Anda ceritakan masa kecil dulu?

Arjuna: Well, saya dilahirkan oleh Ibu Kunti. Ini kisah yang tersembunyi, sebenarnya.  Ayah saya  bernama Pandu yang saat itu menjabat sebagai Raja Hastinapura. Sebenarnya, ayah saya nggak bisa melanjutkan keturunan karena pernah dikutuk oleh seorang resi. Nah, Kunti, ibu saya itu kan menerima semacam anugerah dari Resi Durwasa yang bisa memanggil dewa-dewa sesuai dengan keinginannya, termasuk dapat memperoleh anak dari dewa yang dipanggilnya tersebut. Ayah dan ibu saya memanfaatkan anugerah itu kemudian memanggil dewa Yamadipati, dewa Bayu, dan dewa Indra yang masing-masing memberi satu putra. Saya ini putra ketiga mereka, lahir dari dewa Indra. Ayah saya juga kawin dengan Madrim, yang memberikan sepasang putra kembar, Nakula dan Sadewa.

Supraba: Nanti lima bersaudara itu terkenal dengan nama Pandawa ya Mas? Terus saya dengar, Mas Jun ini punya nama banyak sekali. Apa benar mas?

Arjuna: Benar. Ini jawaban untuk kedua pertanyaan dik …. maaf nama adik siapa?

Supraba : Sup… prra.. ba.. Supraba… Mas.

Arjuna: O ya dik Supraba. Tolong dicatat ini nama-nama saya. Orang memanggil saya dengan Dananjaya ketika saya menaklukkan seluruh raja pada saat perhelatan Rajasuya, dalam perang saya selalu bertarung sampai akhir, puji dewa saya selalu menang, makanya saya dipanggil Wijaya. Nama Swetawahana diberikan kepada saya gara-gara dewa Agni memberikan kuda putihnya kepada saya. Lalu, nama Kriti karena dewa Indra memberi saya sebuah mahkota indah ketika saya berkunjung ke rumahnya. Nama Wibatsu, karena saya nggak pernah bertempur dengan cara curang atawa licik. Selain itu saya nggak pernah juga menakuti musuh-musuh saya dengan keji, karena saya bisa menggunakan kedua tangan ketika memanah. Nama yang disematkan kepada saya dalah Sawiasasi.

Supraba: Kalau nama Arjuna sendiri, dari mana Mas?

Arjuna: Coba dik Praba perhatikan wajah saya ini. Tampan bagaikan pohon Arjun1, bukan?

Supraba: (narsis, lu!)

Arjuna: Memang kelihatan narsis ya dik he..he..he…. Arjuna sendiri berarti yang nggak pernah lapuk. Saya lanjutkan. Nama saya yang lain adalah Palguna. Ketika saya dilahirkan di lereng gunung Himawan, pada saat itu muncul sebuah bintang Palguna di sisi utara. Saya juga disebut sebagai Jishnu, karena saya menjadi hebat ketika marah. Xixixi… saya narsis lagi ya. Saya juga dipanggil dengan Parta, karena ibuku bernama Prita, nama lain Kunti. Banyak lagi nama saya, seperti Janaka, Permadi, Pamade dan lain-lain.

Supraba: Waw… banyak banget Mas. Ngomong-ngomong, selain punya nama yang banyak Mas Jun juga punya istri yang banyak ya? Boleh sharing siapa saja mereka Mas?

Arjuna: Waduh…saya kudu mengingat-ingat dulu nih. Soalnya kadang lupa dengan istri sendiri.

Supraba: (dasar tukmis, playboy)

Arjuna: Hmm… sebagian orang mengatakan saya playboy. Oke… nggak apa-apa. Wong memang nyatanya saya banyak istri dan semuanya cantik loh. Ini nama-nama mereka, tapi nggak urut mana istri tua mana istri muda ya. Soalnya saya lupa. Bener-bener lupa, saking banyaknya. Dari Srikandi, lalu Subadra, Sulastri, Larasati, Ulupi, Jimambang, Ratri, Dresanala, Wilutama, Manohara eh… Manuhara ding, Antakawulan, Juwitaningrat, Maheswara, Retno Kasimpar, Dyah Sarimaya dan eh… siapa lagi ya. Kayaknya sudah semua, deh.

Supraba: Masih berniat menambah istri lagi Mas?

Supraba: (buaya darat!)

Arjuna: Arjuna: Ya begitulah.

Supraba: Siapa perempuan yang buntung.. eh maaf yang beruntung itu Mas?

Arjuna: Kamu dik! Sejak pertama melihatmu tadi saya sudah jatuh cinta. Kita memang berjodoh, karena kamu titisan dewi kahyangan, saya pun titisan dewa. Klop!

Supraba tidak bisa berkata-kata. Tidak mengira Arjuna mengungkapkan perasaannya di sebuah acara televisi yang disiarkan langsung. Produser acara Satu Jam Lebih Jauh, terpaksa menghentikan acara tersebut.

Televisi menyiarkan aneka iklan.

Catatan kaki:
1Arjun adalah pohon berukuran besar, dengan tinggi pohon mencapai 60-85 meter. Pohon ini dengan bunga-bunga kuning dan daun kerucut. Ia memiliki kulit berwarna abu-abu halus. Buah berukuran 2,5-3,5 cm, kayu berserat, lurik, dengan urat banyak melengkung. Arjun memiliki mahkota menyebar luas dari cabang bawah. Daunnya berwarna hijau kusam, coklat, dan pucat. Arjun berbunga antara bulan Maret-Juni dan berbuah antara September-Nopember