Kemarin, saya mendatangi undangan sunatan anak teman saya. Tradisi di tanah Sunda, anak di bawah 6 tahun sudah pada disunat. Di kota kelahiran saya, anak disunat kalau sudah berumur 15 tahun. Setelah memberikan amplop kepada anak yang disunat yang saat itu dipangku ibunya, saya menikmati hidangan yang disajikan tuan rumah. Sambil mengunyah makanan, fikiran saya mengembara ke dalam waktu ketika saya disunat dulu.
Sebelum saya berangkat ke mantri sunat saya diharuskan sungkem kepada bapak dan ibu saya. Ada rasa haru di sana, mohon doa restu agar prosesi pemotongan “ujung daging” berjalan lancar dan aman. Dan ketika pulang dari mantri sunat, ibu sudah menunggu di depan pintu dan memberikan satu siwur (gayung dari batok kelapa) air tempayan untuk saya minum. read more