Mahkamah Nurani

Di ujung hari Kamis, ketika sedang asyik-asyiknya blogwalking pintu kamar saya digedor orang dari luar. Kejadiannya begitu cepat, dua orang petugas berseragam abu-abu meringsek ke kamar dan menggelandang saya keluar kamar dan menaikkan ke mobil mereka. Mata saya ditutup, mulut dilakban sementara kedua tangan saya terborgol dengan erat.

Semua belenggu yang menyiksa saya akhirnya dilepas juga ketika saya didudukkan pada sebuah kursi. Saya di ruangan yang begitu luas, mirip sebuah ruang pengadilan. Ya, benar. Saya duduk di kursi pesakitan. Belum pulih benar kesadaran saya, tiba-tiba ada orang yang berbicara dengan sangat berwibawa. read more

Pak Karim

Lima bulan sebelumnya. Empat puluh tiga berkas proposal renovasi masjid menumpuk di meja kerja saya, untuk mendapatkan rekomendasi supaya bisa diedarkan ke para calon donatur. Disposisi saya: sementara tolak, prioritas desa sekitar! Ya, lokasi masjid yang akan renovasi tersebut bukan di wilayah desa di mana kantor saya berada.

~oOo~

Di Mina, malam kedua. Di dalam tenda kami tidur berdempet-dempetan. Teman tidur sebelah kanan saya namanya Pak Karim (bukan nama sebenarnya). Menjelang mata terpejam kami saling berkenalan dan ngobrol ngalor-ngidul, akhirnya sampai pada pembicaraan mengenai pekerjaan kami. Pak Karim menceritakan bahwa dia penjual tahu sumedang di salah satu Rest Area tol Jakarta – Cikampek. Saya amati wajahnya, kenapa saya tidak ingat wajah ini padahal saya beberapa kali membeli tahu plus lontong di warungnya ketika berangkat ke kantor saya. read more

Tragedi Sepasang Sepatu

Di TK Baiturahman sabtu pagi.

Di serambi sebuah kelas, Ibong sedang bersusah payah memakai sepatu boot warna merah-biru miliknya ke kaki kanannya. Cukup lama. Bu Irma, salah satu guru di TK itu lewat dan mendekati Ibong untuk membantu mengenakan sepatu. Seperti halnya Ibong, bu Irma dengan susah payah berusaha memasukkan kaki Ibong ke dalam sepatu. Menarik dan mendorong, juga menggeser sedikit demi sedikit akhirnya bu Irma berhasil memasangkan sepatu di kaki kanan Ibong.  Kerudung bu Irma yang bagian atas basah oleh keringatnya. Kini, ia berusaha memasangkan sepatu yang kiri. Sama susahnya. read more