Lesmana anak siapa?

Duryodana jingkrak-jingkrak gembira ketika Banowati mengabarkan kalau dirinya positif hamil. Lanang tenan, itulah predikat yang layak disandangkan kepada Duryodana yang saat itu baru dinobatkan sebagai raja muda Hastinapura yang kelak akan mewarisi tahta dari ayahnya. Dan, kabar kalau permaisurinya tengah mengandung calon jabang bayi, tentu saja ia bahagia bukan main. Duryodana bakal punya putra mahkota – dan ia sangat berharap anak yang lahir kelak adalah lelaki.

Duryodana makin sayang kepada Banowati, permaisuri yang jelita. Ia perintahkan kepada para dayang untuk melayani 24 jam kebutuhan Banowati. Kandungan Banowati kudu sehat. Ia harus melahirkan manusia berkualitas, karena ia akan menjadi calon raja negara yang super power seantero jagad perwayangan.

Banowati memanfaatkan kebaikan suaminya untuk merajuk jika ia menginginkan sesuatu hal, dan tanpa pikir panjang Duryodana mengabulkan keinginan istrinya. Kali ini – ini alasan yang bertama kali ia bikin – Banowati ingin menyegarkan pikiran di pesanggrahan di atas bukit yang tempatnya sangat sejuk dan tenang untuk tetirah. Duryodana tentu saja mengizinkan disertai permintaan maaf karena tak bisa mendampingi istrinya.

Yes!!!” pekik Banowati, lirih.

~oOo~ read more

Perselingkuhan abadi Banowati dan Arjuna

Mata Arjuna menerawang jauh, seperti menembus gulungan awan. Dari villa di atas bukit yang ia tempati saat itu memang bisa memandang ke segala arah, termasuk awan yang bergerombol seperti bulu-bulu domba yang berwarna putih bersih. Ia rentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot badan yang pegal linu, setelah begadang semalaman dengan Banowati, kekasih gelapnya.

Tanpa ia sadari, Banowati mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Banowati merebahkan kepala di punggung Arjuna, sambil memejamkan mata.

“Cepatlah berkemas, kita segera kembali ke Hastinapura. Jangan membuat Duryodana mencurigai hubungan kita,” kata Arjuna sambil melepas tangan Banowati yang melingkar di pinggangnya.

“Aku masih ingin bersamamu, Jun,” jawab Banowati manja.

“Iya. Aku pun begitu,” tukas Arjuna.

Lalu, mereka bercinta lagi.

~oOo~ read more

Tanda bakti Ekalaya kepada gurunya

Bambang Ekalaya menggandeng istrinya memasuki rumahnya, tanpa menengok ke belakang untuk sekedar melihat keadaan Arjuna yang terkapar bersimbah darah.

Keadaan halaman rumah Ekalaya porak-poranda akibat pertempuran sengit dirinya dengan si bajul buntung Arjuna. Wahai Arjuna dari mana bakat play boy-mu itu diturunkan? Sepi. Burung bangkai yang berada di balik pohon sejak tadi mengincar tubuh Arjuna. Ia ingin berpesta bersama kawan-kawannya.

~oOo~

Drona memerintahkan murid-muridnya untuk kembali ke kampus, dengan membawa hasil hewan buruan hari itu. Semua murid segera membereskan peralatan panah, lalu bersiap berangkat menuju Hastinapura. Namun, ada yang kurang: tak ada Arjuna di antara mereka. Drona gelisah, ke mana murid kinasihnya berada?

Ia memerintahkan Duryodana dan Yudhistira untuk kembali ke kampus duluan bersama murid yang lain. Ia akan mencari Arjuna.

~oOo~

Tiga burung bangkai menari di atas tubuh Arjuna yang tergeletak di tanah. Paruh-paruh mereka mematuk di bekas luka panah yang dihunjamkan oleh Ekalaya. Dari kejauhan Mahaguru Drona memerhatikan tingkah ketiga burung tersebut, tetapi betapa terperanjatnya ia ternyata tubuh yang dipatuk oleh para burung bangkai itu adalah Arjuna, murid kesayangannya. Tanpa membuang waktu, ia segera mengangkat tubuh Arjuna yang telah membeku lalu membawanya ke Hastinapura International Hospital. read more