Tak tahulah apa yang ada di benak Rahwana. Peperangan belum ia tuntaskan, ia sudah menggelar pesta kemenangan atas tewasnya Rama dan Laksmana. Ia ajak serta Sinta untuk merayakan kemenangan itu yang tentu saja Sinta menolaknya. Bagaimana mungkin ia ikut bersorak gembira kalau pesta itu diadakan untuk merayakan kematian suami dan adik iparnya?
Rahwana memaksa Sinta untuk ikut hadir menikmati pesta. Hingar bingar keramaian di balairung istana membuat hati Sinta makin berduka. Apakah pantas baginya duduk di dekat Rahwana yang kini tengah dimabuk kemenangan?
Brakkk!!! Pintu balairung jebol. Diikuti oleh runtuhnya atap balairung. Belum sadar apa yang terjadi, Rahwana dan para punggawanya masih menikmati suasana pesta. Namun, semua aktivitas di dalam balairung menjadi terhenti seketika saat sepasukan kera masuk ke balairung. Ya, pasukan kera di bawah komando Hanoman berhasil menerobos penjagaan balairung dan mengacak-acaknya.
Sinta terkejut bahagia menyaksikan kedatangan Hanoman. Apalagi, Hanoman mengabarkan kalau Rama dan Laksmana masih hidup. Ia pun segera ambil langkah seribu mendekati Hanoman, namun ia kalah gesit dibandingkan gerakan Rahwana. Segera saja ia menyahut tangan Sinta dan membawanya kabur menuju belakang istana.
Rahwana sungguh tak menduga dengan serangan mendadak dari pasukan kera. Ia mulai kuatir ketika api dan asap membubung tinggi. Pasukan kera telah membakar istananya. Kera sakti yang bernama Hanoman, menyulut setiap bangunan yang ada dengan api yang menyala dari ujung ekornya. Itulah yang dinamakan peristiwa Hanoman obong! read more