Novel Andrea Hirata: Dwilogi Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas

Untuk segera menuntaskan membaca novel terbaru Andrea Hirata: Dwilogi Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas, saya harus mengorbankan waktu online. Seperti membaca novel-novel Andrea Hirata sebelumnya, hanya dalam beberapa dudukan khatam sudah melahap buku setebal 524 halaman itu.

Tetapi sepanjang prosesi pembacaan novel ada saja intermezo dari anak-anak : mereka tidak sabar ingin segera membacanya juga. Maaf anak-anak, untuk kali ini saya tidak mau mengalah.

“Pap cepetan dong bacanya, sudah nggak sabar nih.”

“Iye… ini juga sudah kilat kok. Nanti segera kalian baca. Oke?” read more

Kisah Semut Buta dan Tuli

Aku terpisah dari rombongan yang pulang dari mencari makan. Ketika itu, aku masih sangat muda. Aku belum hafal benar setiap sudut dan ruang istana ini. Aku bukan tak berusaha untuk menemukan teman-temanku. Bahkan setengah mati kukerahkan segenap tenagaku, berlari dari satu liang ke liang lain, dari satu sudut ke sudut lain, hingga akhirnya seluruh kakiku lemas dan bertenaga. read more

Humor Mahasiswa Jaman Dulu

Pelayan dan Burung Bangau

“Pelayan, mengapa panggang burung bangau ini kakinya hanya ada satu?’ tegur seorang pemburu kepada pelayannya yang baru. Pemburu itu sebenarnya tahu bahwa si pelayan telah mengambil sebelah kaki bangau panggangnya.

Keesokan harinya sang pemburu mengajak pelayannya untuk berburu lagi. Melihat seekor bangau berdiri di tengah sawah, si pelayan dengan tertawa menunjuk ke arah bangau itu, “Tuan, bukankah bangau itu kakinya hanya satu?”

Mendengar hal itu si pemburu tidak berkata apa-apa, tetapi diam-diam dia mendekati bangau itu dan menggertaknya. Karena digertak oleh si pemburu, bangau itu terbang. “Nah, lihat tuh! Bangau itu kakinya dua sekarang, mengerti!!!” ujar si pemburu dengan geram.

Tetapi si pelayan tidak kehabisan akal dan langsung menjawab, “Mengapa bangau yang di atas meja kemarin tidak Tuan gertak saja, agar ia mau mengeluarkan kakinya yang satu lagi?!”

~oOo~

Sakit Mata dan Telinga

Ada seorang Indonesia pergi berobat ke Paris. Ia hendak memeriksa mata dan telinganya yang dianggap sakit.

Setelah sampai di Paris ia langsung pergi ke dokter mata, ternyata dokter itu tak menemukan penyakit apa pun dalam mata dan kuping orang Indonesia.

Lalu si dokter bertanya, “Coba ceritakan apa yang sebenarnya Saudara rasakan bila mata dan telinga saudara sakit!”

Jawab si pasien, “Selama di negeri saya selalu terjadi apa yang saya lihat, tidak sama dengan yang saya dengar.” read more