Jangan gori

Salah satu sayur yang saya suka di masa kecil dulu adalah jangan gori. Orang Jawa menyebut sayur dengan istilah jangan, misalnya jangan tahu berarti tahu yang dibuat sayur, jangan loncon berarti sayur bening, jangan kangkung artinya sayur (berbahan utama) kangkung, jangan bobor (sayur bobor), jangan asem ya sayur asem, dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan jangan gori?

Gori sebutan untuk nangka muda. Jangan gori berarti sayur nangka muda. Makan siang dengan jangan gori dengan nasi masih kebul-kebul dan berlauk gêrèh/ikan asin plus karak, wis jian… rasanya surga dunia. Kalau mau mewah sedikit dengan ikan bandeng! Semakin wayu jangan gori tersebut, kok semakin enak saja ya? Wayu berarti mendekati expired, artinya sayur tersebut makin enak jika dimakan malam harinya atawa besok paginya untuk sarapan. Tentunya, jangan gori tersebut harus dipanasi dulu. read more

Warsito P. Taruno, Ilmuwan Pencipta Alat Pembasmi Kanker Payudara dan Otak

Awalnya, karir Dr Warsito P. Taruno sebagai peneliti dibangun di Jepang. Di Negeri Matahari Terbit itu, reputasinya sebagai peneliti cukup diperhitungkan. Dari tangan dinginnya, tercipta sebuah alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara.

~oOo~

Tak sedikit peneliti Indonesia yang lebih suka berkarir dan bekerja di luar negeri ketimbang di dalam negeri. Sebab, di luar negeri lebih menjanjikan. Tapi, itu tak berlaku bagi Warsito P. Taruno.

Semula, Warsito merupakan salah seorang peneliti Indonesia yang berkarir di Shizuoka University, Jepang. Di kampus tersebut, pria 54 tahun (note: mestinya 45 tahun) itu juga menjadi salah seorang dosen. Selama berada di Jepang, hidup Warsito lebih dari cukup. Apalagi, pemerintah di sana sangat memperhatikan dan menghargai para peneliti. read more

Piknik

Sudah menjadi kebiasaan di SMP-ku dulu, jika selesai ujian kelulusan diadakan piknik yang diikuti oleh anak-anak kelas 3. Rencana piknik tersebut sudah disinggung oleh Wali Kelas saat membagikan rapor semester sebelumnya kepada orang tua/wali murid. Tempat tujuan piknik saat itu ke Pantai Pangandaran. Cukup jauh dari kotaku yang berada di lereng G. Lawu.

Seminggu sebelumnya, aku sudah memberitahu ibu kapan paling lambat membayar biaya piknik. Jawaban ibu menenteramkan hatiku. Katanya, aku bisa mendaftar jadi peserta piknik.

Tiga hari sebelum batas waktu pembayaran biaya piknik datang pamanku menemui ibu. Saat itu aku masih di sekolah. Ketika pulang sekolah aku dapati paman masih di rumah, rupanya menunggu kepulanganku dari sekolah. read more